Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan:
Pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi kuburan, lalu beliau mengucapkan salam:
Semoga
keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kuburan dari
kaum mukminin dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian.
Selanjutnya beliau bersabda: “Aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku.”
Mendengar ucapan ini, para shahabat keheranan,
sehingga mereka bertanya, “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu, wahai
Rasulullah?”
Sikap Ulama Islam Dahulu Terhadap Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah
Golongan Syi‘ah di zaman keagungan
Islam ketika mana masyarakat Islam terdiri daripada ahli-ahli ilmu dan
orang-orang soleh, tidak menyatakan belang mereka di hadapan umum.
Mereka selalu melaksanakan syiar-syiar mereka secara tersembunyi secara
taqiyah (nifaq). Selain dari itu golongan Syi‘ah juga menjaga
kitab-kitab tulisan ulama-ulama mereka daripada terjelas kepada umum
karena bimbangkan kemarahan dan kritikan terbuka dari ulama Islam
terhadap mereka. Hakikat ini disebut oleh Syaikh Manzur Nu‘mani di dalam
bukunya Revolusi Iran (Irani Inqilab, halaman 23):
“Kitab-kitab pokok Syi`ah tidak sampai ke tangan ulama-ulama Islam waktu itu. Para ulama Islam hanya mengetahui tentang Syi`ah melalui beberapa buah buku tulisan ulama Syi`ah yang terlepas ke tangan mereka atau melalui sikap sebagian kalangan Syi`ah pada masa itu.”
“Kitab-kitab pokok Syi`ah tidak sampai ke tangan ulama-ulama Islam waktu itu. Para ulama Islam hanya mengetahui tentang Syi`ah melalui beberapa buah buku tulisan ulama Syi`ah yang terlepas ke tangan mereka atau melalui sikap sebagian kalangan Syi`ah pada masa itu.”
Ibnu Katsir: Mufasir yang Unggul di Bidang Hadist
Kitab tafsir, Tafsir al-Qur’an
al-Adzim karya Syaikh Ibnu Katsir telah menjadi rujukan penting para
pengkaji ilmu al-Qur’an hingga saat ini. Kekuatannya terletak pada
penjelasannya yang dilengkapi dengan hadist-hadist dan riwayat-riwayat
yang masyhur. Ia sangat ketat menyeleksi riwayat-riwayat yang diragukan
kesahihannya.
Metode memaparkan penjelasannya dengan penafsiran al-Quran dengan al-Quran (tafsirul Qur’an bil Qur’an), penafsiran al-Quran dengan hadist (tafsirul Qur’an bil Hadits), dengan pendapat para ulama salaf yang saleh dari kalangan para sahabat dan tabi’in (generasi setelah sahabat), dan dengan konsep-konsep bahasa Arab. Tafsirnya dikenal terbaik pada masanya.
Syaikh Ibnu Katsir adalah mufassir kenamaan yang lahir di negeri Syam. Nama aslinya Ismail bin Umar bin Katsir al-Dimasyqi al-Syafi’i. ‘Katsir’ sebenarnya nama kakeknya bukan nama Ayahnya. Tapi ia terkenal dengan Ibnu Katsir, dinisbatkan kepada kakeknya. Dilahirkan pada tahun 701 H/1301 M di Bushro, sebuah daerah di wilayah negeri Syam.
Metode memaparkan penjelasannya dengan penafsiran al-Quran dengan al-Quran (tafsirul Qur’an bil Qur’an), penafsiran al-Quran dengan hadist (tafsirul Qur’an bil Hadits), dengan pendapat para ulama salaf yang saleh dari kalangan para sahabat dan tabi’in (generasi setelah sahabat), dan dengan konsep-konsep bahasa Arab. Tafsirnya dikenal terbaik pada masanya.
Syaikh Ibnu Katsir adalah mufassir kenamaan yang lahir di negeri Syam. Nama aslinya Ismail bin Umar bin Katsir al-Dimasyqi al-Syafi’i. ‘Katsir’ sebenarnya nama kakeknya bukan nama Ayahnya. Tapi ia terkenal dengan Ibnu Katsir, dinisbatkan kepada kakeknya. Dilahirkan pada tahun 701 H/1301 M di Bushro, sebuah daerah di wilayah negeri Syam.
Apakah Jin Juga Mengalami Kematian?
DUNIA jin yang ghaib tak pernah
putus disukai oleh manusia. Satu pertanyaan yang menyeruak; apakah jin
juga mati layaknya manusia?
Keterangan yang kita dapati dari beberapa riwayat menunjukkan bahwa jin itu seperti manusia, yaitu bisa meninggal juga. Perlu kita garis bawahi bahwa jin itu berbeda dengan iblis yang secara khusus telah diberikan ajal sampai kiamat tiba.
Ketika Allah SWT mengutuk iblis lantaran tidak taat kepada-Nya untuk bersujud kepada Nabi Adam as, iblis masih memohon untuk ditangguhkan masa hidupnya hingga akhir zaman. Permintaan terakhir itu pun dikabulkan Allah SWT.
Iblis menjawab, “Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan!”
Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”
Sedangkan jin adalah jenis makhluk halus. Seperti halnya manusia, jin hidup
berkelompok-kelompok,
Keterangan yang kita dapati dari beberapa riwayat menunjukkan bahwa jin itu seperti manusia, yaitu bisa meninggal juga. Perlu kita garis bawahi bahwa jin itu berbeda dengan iblis yang secara khusus telah diberikan ajal sampai kiamat tiba.
Ketika Allah SWT mengutuk iblis lantaran tidak taat kepada-Nya untuk bersujud kepada Nabi Adam as, iblis masih memohon untuk ditangguhkan masa hidupnya hingga akhir zaman. Permintaan terakhir itu pun dikabulkan Allah SWT.
Iblis menjawab, “Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan!”
Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”
Sedangkan jin adalah jenis makhluk halus. Seperti halnya manusia, jin hidup
Mengapa Rasul Melarang Kita Makan & Minum Sambil Berdiri?
“Sesungguhnya beliau melarang
seseorang minum sambil berdiri.” Qotadah berkata: “Bagaimana dengan
makan?” Beliau menjawab: “Itu lebih buruk lagi,” (HR. Muslim dan
Turmidzi).
“Jangan kalian minum sambil berdiri! Apabila kalian lupa,
maka hendaknya ia muntahkan!” (HR. Muslim).
Islam sudah mengatur semua apapun kehidupan kita ini. Termasuk ketika makan dan minum.
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata:
Islam sudah mengatur semua apapun kehidupan kita ini. Termasuk ketika makan dan minum.
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata:
Langganan:
Postingan (Atom)