Dajjal Bermula dari Danau Tiberias?

(Al-Iqab) - DANAU Tiberias adalah danau air tawar yang
terletak di antara bagian bawah Dataran Tinggi
Golan yang dikuasai Suriah dan Dataran timur
kota Galilea Palestina. Garis pantainya
membentang sepanjang 53 km dengan luas 166
km2. Bagian terdalam dari danau ini mencapai kedalaman 46 M. Danau ini
secara geografis
terletak di wilayah Palestina dan Suriah, tetapi
secara politis saat ini dikuasai oleh penjajah zionis
Israel. Danau yang terletak pada posisi 213 di bawah
permukaan laut ini terhitung sebagai danau air
tawar terendah di dunia, dan danau kedua
terendah secaa umum setelah danau Laut Mati
yang berasa asin. Danau Tiberias merupakan
sumber pasokan utama kebutuhan air bersih Penduduk Palestina dan
penjajah Israel. Selain itu
Danau ini merupakan lokasi penting bagi pemeluk
Semua agama samawi. Orang-orang Yahudi membangun permukiman
mereka di tepi Danau Tiberias, juga resort dan
penginapan bagi petinggi militer Israel, mengingat
posisinya yang berdekatan dengan perbatasan
Palestina dan Suriah, sebagai antisipasi
penyusupan pihak-pihak yang tidak mereka kehendaki, Wilayah ini pun
menjadi kawasan wisata elit bagi
militer dan pemerintah Israel. Mereka melengkapi kawasan ini dengan berbagai
properti layaknya daerah tujuan wisata ala Eropa
yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas maksiat
dan bersenang-senang, sehingga terkenal
sebagai tempat berselingkuh para prajurit dan
pejabat militer Israel, demikian juga dengan sebagian politisi dan
tokoh-tokoh mereka.
Demikian sepintas tentang danau Tiberias saat ini. Adapun
keterkaitannya dengan kemunculan
Dajjal, sebagaimana yang telah diberitakan oleh
Rasulullah shallallahu "alaihi wa sallam bahwa
turunnya permukaan air danau ini menjadi salah
satu tanda-tanda kedatangan Dajjal. Saat ini
permukaan air Danau Tiberias telah mengalami penyusutan. Ini tentu
menjadi musibah bagi kita
semua, karena masa kemunculan Dajjal semakin
dekat, sedangkan kedatangannya itu akan
membawa fitnah yang besar bagi umat Islam di
mana saja mereka berada; sebagian besar
manusia terkena fitnah tersebut. Sang Dajjal, saat kemunculannya, mengaku
sebagai Tuhan, mengaku sebagai yang memiliki
surga dan neraka. Dalam keterangan tentang
Dajjal dinyatakan bahwa kaum wanita adalah
yang terbanyak mendatanginya sehingga para
laki-laki pulang menemui ibu, putri, saudari, dan bibi mereka,
mengikat mereka dengan kuat,
karena takut wanita-wanita itu keluar menemui
Dajjal. Oleh karena itu Rasulullah shallallahun
"alaihi wa sallam bersabda, "Hal yang paling aku
takutkan akan menimpa kalian adalah al-Masih
ad-Dajjal." Agar lebih jelas apa dan mengapa dengan sosok
Dajjal ini, berikut hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari riwayat Fatimah bind Qais
radhiyallahu "anha. Dalam riwayat tersebut
dinyatakan bahwa dia berkata, "Aku mendengar
juru panggil Rasulullah shallallahu "alaihi wa sallam menyeru: Shalat
Jama"ah! Shalat
jama"ah" (panggilan seperti ini biasanya hanya
pada waktu shalat atau apabila ada sesuatu yang
sangat penting). Fatimah binti Qais melanjutkan,
"Maka aku pun pergi ke masjid dan shalat
bersama Rasulullah shallallahu "alaihi wa sallam, dan aku berada pada
shaf pertama para wanita.
Ketika Rasulullah shallallahu "alaihi wa sallam
telah selesai beliau duduk di atas mimbar. Beliau tertawa kemudian
berkata,"Hendaklah
masing-masing tetap di tempat! Tahukah Anda
semua mengapa aku kumpulkan?" Para Shahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu." Beliau shallallahu "alaihi wa sallam bersabda,
"Bukan karena suatu kabar gembira, bukan pula
karena suatu ancaman, tetapi karena Tamim ad-
Dari tadinya seorang pemeluk Nasrani lalu dia
datang menyatakan keIslamannya dan
menceritakan kepada aku kejadian yang sesuai dengan yang pernah aku
sampaikan kepada
kalian semua tentang al-Masih ad-Dajjal. Dia
menceritakan kepada aku bahwa dia berlayar
dengan tiga puluh orang dari Lakhm dan Juzam,
lalu ombak besar membuat mereka terombang
ambing di lautan sebulan lamanya hingga akhirnya mereka terdampar di
sebuah pulau di
arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk
beristirahat dekat kapal mereka lalu memasuki
pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu
dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu.
Saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan
bagian belakangnya.
Mereka berkata, Makhluk apakah Engkau ini?" Makhluk itu berkata, "Aku
adalah Jassasah
(Pengintai)." Mereka bertanya, "Apa itu Jassasah?" Makhluk tu
menjawab, "Pergilah kalian menemui
laki-laki yang ada digedung besar sana, dia
sangat ingin mendengar berita dari kalian."
Tamim berkata, "Ketika dia menyebut nama
seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu
adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan
bangunan besar itu lalu
masuk ke dalamnya. Disana ada seorang manusia
yang paling besar dan paling kuat yang pernah
kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke
lehernya diantara kedua lutut dan sikunya. Kami
berkata, "Celakalah engkau, makhluk apakah engkau ini?" Dia menjawab,
"Kalian mampu menemukanku,
beritahu aku siapa kalian ini!" Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab,
"Kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal
laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun
terombang-ambing selama satu bulan sampai
akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun
merapat dan memasukinya. Tiba-tiba kami bertemu dengan makhluk melata
yang berbulu
sangat lebat sehingga sulit mengetahui mana
depan dan mana bagian belakangnya. Kami
berkata kepadanya, "Celakalah engkau, makhluk
apakah kau ini?" Dia menjawab, "Aku adalah jassasah (Pengintai)." Kami
pun berkata, "Apakah jassasah itu?" DIA berkata, "Pergilah temui
laki-laki yang ada di
bangunan besar itu karena dia sangat ingin
mendengarkan berita dari kalian!" Maka kami pun bergegas menemuimu, dan
merasa takut dengan makhluk itu dan
menyangka dia adalah setan. Laki-laki besar itu berkata, "Beritahukan
kepadaku tentang kebun kurma Baisan!" Kami
berkata, "Tentang apanya yang ingin engkau
ketahui?" Dia berkata, "Tentang pohon-pohon kurmanya,
apakah masih berbuah?" Kami berkata, "Ya." Dia
berkata, "Ketahuilah karma-karma itu hampir
tidak lagi berbuah." "Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias!" Kami
pun berkata, "Tentang apanya yang ingin
engkau ketahui?" Dia berkata, "Apakah di sana ada airnya?" Kami
menjawab, "Danau itu banyak airnya." Dia berkata, "Ketahuilah airnya
tak lama lagi akan
habis." "Beritahu aku tentang sumber air Zagar!" Kami berkata,
"Tentang apanya yang ingin
engkau ketahui?" Dia berkata, "Apakah masih banyak airnya?
Apakah penduduk sekitarnya memanfaatkan
airnya untuk bercocok tanam?" Kami menjawab, "Ya, airnya banyak, penduduk
sekitar memanfaatkannya untuk bercocok
tanam." Dia berkata, "Beritakan kepada aku tentang Nabi
kaum yang ummi, apa yang telah dilakukannya?" Mereka menjawab, "Dia
telah muncul di Mekkah
dan tinggal di Yasrib," Dia berkata, "Apakah orang-orang Arab
memerangi mereka?" Kami menjawab, "Ya." Dia berkata, Apa yang
dilakukannya kepada mereka?" Maka kami pun
memberitahurnya bahwa telah tampak para
pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab,
mereka mematuhinya. Dia berkata, "Itu sudah terjadi?" Kami menjawab,
"Ya." Dia berkata, "Jika demikian maka yang terbaik
bagi kalian ialah mematuhinya. Aku beritahukan
kepada kalian siapa sesungguhnya aku ini. Aku
adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku
diizinkan keluar, lalu akan berjalan mengelilingi
bumi, tidak satu kampung pun yang tidak kusinggahi dalam waktu empat puluh malam
kecuali Mekkah dan Taibah karena keduanya
diharamkan atasku. Setiap kali aku berusaha
untuk memasuki salah satu dari keduanya aku
akan dihadang oleh Malaikat yang memegang
pedang mengusir aku menjauhi kedua kota itu. Setiap celah kota itu
dijaga oleh para malaikat."" Fatimah binti Qais (perawi hadits)
berkata,
"Rasulullah shallallahu "alaihi wa sallam
menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan
berkata, "Inilah Taibah, inilah Taibah (maksud
beliau Madinah). Bukankah aku pernah
menyampaikannya hal seperti ini kepada kalian?" Para hadirin menjawab,
"Benar," Beliau shallallahu
"alaihi wa sallam melanjutkan, "Sesungguhnya
apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku
kagum karena sesuai dengan yang pernah aku
sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah
dan Mekkah. Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; bukan, tetapi dia
ada di timur, dia ada di
timur, dia ada di timur!" Beliau pun memberi
isyarat dengan tangannya ke arah timur. Fatimah
melanjutkan, "Maka aku pun menghafalnya dari
Rasulullah shallallahu "alaihi wa sallam." Dengan demikian tidak asing
lagi bagi kita semua
bahwa turunnya permukaan air Danau Tiberias
merupakan salah satu pertanda semakin
dekatnya kemunculan Dajjal. Zionis Israel saat ini
dilanda kecemasan yang tinggi karena debit air
Danau berkurang secara signifikan, karena hal ini berpengaruh besar
terhadap sektor pertanian
bahkan masa depan mereka di bumi penjajahan.
Semenjak tahun 2004 pemerintahan zionis
membuat garis merah dan garis hitam untuk
mengontrol debit air Danau. Sungguh
mengejutkan, semenjak tahun 2004 permukaan Danau mengalami penyusutan
setinggi 16 M.
Terakhir Menteri Pertanian Israel menyatakan
secara terbuka melalui kantor berita mereka
bahwa debit air danau Tiberias mengalami
penyusutan yang mengkhawatirkan. Berita ini
tentunya tidak saja menjadi ancaman bagi rezim Zionis tetapi juga bagi
kita umat Islam, karena
penurunan permukaan air danau Tiberias adalah
salah satu tanda dekatnya waktu kemunculan
Dajjal. Syekh Bin Baz rahimahullah sebelum beliau wafat,
ketika mendengar berita turunnya permukaan air
danau Tiberias, beliau menangis dan berkata,
"Inilah zaman kemunculan Dajjal."