Rasulullah
saw berdiri dihadapan para Sahabat dan lebih dari 120 ribu orang jemaah
yang ikut serta dalam Haji wadaa, saat itu Beliau mengucapkan salam
perpisahan kepada ummatnya. Baginda berkata: "Wahai sekalian manusia !
Ketahuilah bahwasannya aku tidak akan bertemu dengan kalian lagi selepas
tahun ini.."
Semua terdiam!
Suara
itu seperti menggelegar menggetarkan, suasana haru meliputi wajah wajah
Ummat. Mereka mendengarkan kata kata Rasulullah (Shalallahu 'Alaihi
Wassalam). Baginda berwasiat serta menasihati mereka tentang Ikatan
mereka bersama, tentang RABB serta Agama Mereka.
Disaat itulah, Allah Ta'ala menurunkah ayat terakhir Nya kepada Rasulullah (Shalallahu 'Alaihi Wassalam):
"...Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu". (Al
Maidah : 3)
Saat
itu memasuki awal bulan Rabiul Awal, Baginda mulai merasakan letih di
badannya. Baginda ditimpa demam yang menyebabkannya tubuhnya terjatuh
kebumi.
Baginda sakit!
Baginda
saat itu meminta tubuhnya agar di sirami air, setelah disirami air
Rasulullah (Shalallahu 'Alaihi Wassalam) sedikit lebih segar. Rasulullah
keluar melangkahkan kakinya dibimbing oleh Imam Ali Bin Abu Thalib dan
Fadhol Bin Abbas Radiyallahu Anhu.
Rasulullah menghadapkan wajahnya yang muliah kepada para sahabat.
Para
sahabat bergembira melihat Rasulullah(Shalallahu Alaihi Wassalam)
muncul kembali dihadapan mereka. Baginda duduk diatas Mimbarnya dan para
sahabat terdiam mendengarkan Khutbah perpisahan dari kekasihnya.
Rasulullah
berwasiat kepada Sahabat agar berbuat baik kepada keluarganya, berbaik
kepada wanita dan berpesan; "Jangannlah kamu kembali menjadi kafir
selepas kepergianku, dan kamu saling berperang antara satu dengan yang
lain.."
Para
sahabat merasa amat tersentuh dengan perpisahan yang akan dilalui
antara mereka dengan Rasulullah, mereka bertanya: "Wahai Rasulallah!
Jikalau engkau wafat, siapa yang akan memandikannmu?"
Rasulullah saw menjawab: "Seseorang dari keluargaku"
"Dengan apakah kami akan mengkafankanmu?"
Airmata Baginda berlinang ketika melihat keresahan para sahabat,
Baginda menjawab: "Dengan pakaianku ini, atau kain dari Yaman, atau jubah dari Syam ataupun kapas dari Mesir"
Mereka bertanya lagi:
"Siapakah yang akan mengurus penguburanmu? Adakah dari keluargamu?"
Para sahabat terus bertanya tanya mengenai persiapan serta kepergian Baginda, Baginda pun menangis.
Baginda Berkata:
"Berlembutlah dengan Nabimu".
Baginda berdiri dan melangkah memasuki kerumahnya dan merebahkan dirinya di pembaringan.
Sahabat bertambah bimbang..
Saat
itu kumandang adzan di masjid Rasulullah telah selesai, sedangkan Imam
mereka (Rasulullah) tidak keluar untuk shalat bersamam mereka, para
sahabat semakin khawatir, mereka meninggalkan segala aktivitas mereka
dan berkumpul sana untuk mengetahui perkembangan kesehatan Rasulullah
saw.. .
Mereka bertambah khawatir...
Rasulullah saw berkata kepada Aisyah Ra;
"Perintahkanlah Abu Bakar Untuk mengimani Shalat"
Aisyah
Berkata; "Ayahku adalah seorang yang kurus dan Aku Meragukannya, beliau
menangis dan tak mampu untuk berdiri.. perintahkanlah Umar Wahai
Rasulullah.."
Karena
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tetap menginginkan Abu Bakar
untuk mengimani Shalat sebagai penggantinya, maka Abu Bakarpun bangun
meng-Imami Shalat di mesjid saat itu dan seterusnya..
Baru pada waktu shubuh, Senin 12 Rabiul Awal, kesehatan Rasulullah saw membaik..
Rasulullah
menyingkapkan tirai pintu rumahnya. Beliau menatap wajah para sahabat..
mereka Shalat dengan khusyuk dan tunduk dihadapan Allah di belakang
sayidinna Abu Bakar.
Segala Puji bagi Allah..
Masjidnya bercahaya dengan kemunculan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, beliau memperhatikan para sahabatnya,..
Dikisahkan para sahabat berkata;
"Kami
hampir hampir lalai dari shalat kami, ketika wajah Rasulullah muncul
dari tirainya. Abu Bakar hampir saja mundur dari tempatnya menjadi Imam
shalat.. dan para sahabat hampir hampir berpaling.. Tapi kemudian
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menunjuk dengan tangannya
"Tetaplah ditempatmu.." kemudian Baginda menutup tirai di pintu dan
masuk lagi ke rumahnya. Itulah hari terakhir Baginda memandang
sahabat-sahabatnya.."
Para
sahabat saat itu bergembira ketika melihat Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wassalam memperhatikan mereka dari pintu rumahnya. Mereka mengira
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam kembali sehat hingga sebagian
mereka kembali ke pekerjaan masing masing dan tetap mengira bahwa
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam kembali sehat.
Aisyah ra, mengisahkan;
"Rasulullah
saw meminta izin kepada semua istrinya untuk dirawat di rumahku, dan
mereka mengizinkannya. Hari senin, yaitu hari wafat beliau pun tiba..
Ruh baginda diambil di rumahku dan dalam dekapanku"
Aisyah ra berkata;
"Sebelum
itu kami mendengar gerakan dibalik pintu dan itulah Jibril meminta izin
dari Rasulullah untuk Masuk, dan Rasulullah mengizinkannya. Kemudian
aku mendengar Rasulullah berkata kepadanya; "Wahai Jibril! Allah Ta'ala,
Allah Ta'ala!"
Kemudian Aku bertanya: "Apa yang terjadi wahai Rasulullah?"
Rasulullah saw menjawab:
"Itulah
Jibril berkata bahwa Malaikat maut berada didepan pintu meminta izin.."
Jibril berkata: "Malaikat maut itu tidak pernah meminta izin dari
sesiapapun sebelum dan sesudahmu.. Allah menyampaikan Salam kepadamu,..
Allah telah merinduimu?"
Malaikat Ijrail berkata:
"Jika
engkau menghendaki aku akan mencabut ruh mu untuk menemui Allah,
jikalau tidak aku akan biarkan sesuai masa waktu yang engkau inginkan.."
Dan Rasullullah saw memilih Allah ta'ala..
Kemudian
malaikat mautpun masuk rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam kepada
Nabi dan berkata; "Wahai Rasulullah! Apakah engkau mengizinkanku?"
Baginda menjawab:
"Terserah kepadamu, berlembutlah ketika mencabut nyawaku..."
"Ahhhh..."
(Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Kesakitan)
Rasulullah saw berkata kepada Malaikat maut;
"BERLEMBUTLAH KEPADAKU, WAHAI SAUDARAKU MALAIKAT MAUT"
Malaikat maut mencabut nyawa yang sangat mulia itu..
Keringat bercucuran dari dahi Rasulullah... laksana butiran permata yang berbau kasturi. Nabi mengusap peluh dari dahinya..
Baginda berteriak:
"Ahhhh...!
Ahhhh.. Ahhh..! Kematian itu Amat menyakitkan!. Ya Allah! Ringankan
kesulitan maut terhadapku.. ringankan kesulitan maut terhadap ummatku.."
Maka para Malaikat dari langitpun turun dan berkata: "Ya Rasulullah! sesungguhnya salam dan sejahtra keatasmu.."
MAKA MENANGISLAH RUH BAGINDA..
Dalam kesakitan sakaratul maut baginda berdoa: "Ya Allah Ringankanlah Kesulitan maut untuku dan Ummatku"
YA ALLAH!
RINGANKANLAH KESULITAN MAUT TERHADAPKU DAN UNTUK UMMATKU...
Ringankanlah kesulitan maut untuku dan ummatku.."
Rasulullah terbaring,
Lidahnya tidak bisa bertutur lagi dan tidak terdengar apa apa dari baginda..
Hal terakhir yang diucapkan Baginda adalah: "Allah. Allah. Shalat. Shalat"
Adakah hati yang tidak bergetar mendengarnya...?
Begitu sayangnya beliau kepada kita, Ummatnya..
Hingga disaat saat paling menyakitkan...
Disaat sakaratulmaut ..
Disaat saat terakhir di bumi ini...
Disaat saat nafas terakhirnya, saat Ruh itu hampir terlepas dari raga..
Beliau masih menyempatkan sebuah do'a untuk kita...
Seperti sabdanya...
"Kematian itu 70 kali lebih sakit dari tusukan pedang"
Tapi..
Diantara kesakitan itu
Beliau masih mengingat kita..
Dan berdo'a untuk kita..
Maafkan kami...
Wahai Rasul Allah...
Wahai kekasih Allah..
Maafkan kelalaian kami dalam menapaki sunnah sunnahmu..
Jazakumullahu ya Rasulallah,
Jazakallah ya Rasulallah Shalallahu Alaihi Wassalam..
Ruh bagindapun sampai kepada halqumnya.
Cahaya memancar dari wajahnya, meliputi keluarganya.
Baginda
membuka kedua belah matanya untuk terakhir kali. Baginda menunjukan
syarat dengan jari ketauhidannya, Baginda menghirup nafas terakhirnya di
dunia ini dan menyerahkan ruhnya kepada Tuhannya.
Sejahtralah jasad Baginda..
Setelah melalui hari harinya yang penat dan meletihkan..
Untuk kita, umatnya.
Sejahtralah jasad Baginda...
Beliau bisa beristirahat setelah perutnya yang di ikat dengan batu karena kelaparan untuk kita,.
Sejahtralah jasad yang pernah dilempari batu sehingga terluka untuk kita.
Sejahtralah gerhamnya yang pernah patah untuk kita, Umatnya.
Sejahtralah jasad yang pernah pernah terluka dan mengalir darahnya...
Sejahtralah jasad yang pernah tertusuk daging pipinya untuk kita.
Sejahtralah jasad yang kakinya bengkak disebabkan pengabdiannya pada Allah serta dakwah untuk kita.
Sejahtralah jasad yang memikul kesukaran, keletihan, kesakitan dan kelaparan untuk kita, Ummatnya.
Rumah itu diselubungi dengan tangisan, menyaksikan kepergian peminpin mereka setelah ruh meninggalkan jasadnya..
Masjidpun diselubungi dengan kesedihan..
"Ketahuilah! Bahwa kepedihan telah menimpa Nabi.."
Berita itu pun tersebar keseluruh Kota Madinah..
Sayyidina Alli bin Abi Thalib berada disamping Baginda.
Aisyah
radiyallahu anha menangis, ruhnya terguncang. Sayyidina Alli membawa
dan meletakan tubuh Rasulullah saw di kamarnya, sayyidina Ali pun
terjatuh. Beliau tidak kuat berdiri, ..
Ditengah
tangisan yang menyelubungi rumah duka itu, tiba tiba terdengar satu
suara yang tidak diketahui dari mana asalnya: "Kita adalah milik Allah,
dan padanya kita akan Kembali. Wahai penghuni rumah, Allah membesarkan
pahalamu, bersabarlah dan bermuhasabahlah dengan musibah itu.
Sesungguhnya Rasulullah mendahuluimu sekalian di Syurga".
Mereka terdiam dan menjadi tenang sesaat.
Setelah suara itu berhenti, mereka menangis lagi...
Demi
Allah, kita ini tidak pernah diberi musibah seperti yang mereka
rasakan, tiada satu rumahpun yang merasa kehilangan seperti yang mereka
rasakan saat itu..
Khabar itu pun tersebar keseluruh Madinah..,
Para sahabat panik.
Sebagian mereka menyeru; "Wahai para sahabat! Tidak kah kamu mengetahui bahwsannya Baginda adalah Manusia dan akan wafat?"
Sebagian mereka berkata: "Ya. Tapi kehidupannya kekal didalam diri kami dan memberi tamparan hebat kepada jiwa kami"
BERGETARLAH HATI PARA SAHABAT..
Sayyidina
Umar Bin Al-Khatab mengeluarkan pedangnya dan mengacungkannya di jalan.
Beliau hilang pertimbangan karena kesedihan itu, beliau berteriak:
"Sekelompok
dari orang-orang munafik berkata bahwa Rasulullah telah mati.
Rasulullah tidak mati. Akan tetapi Rasulullah menuju kepada Rabbnya
sebagaimana perginya nabi Musa dan Baginda kembali kepada kita. Siapa
yang mengatakan bahwa Rasulullah telah mati, aku akan menyentuhnya
dengan pedangku ini "
Sayyidina Utsman bin Affan membisu
Ia tidak berkata apa apa. Ketika fikiran mereka terganngu, hati mereka pun kebingungan..
Kemudian sampailah berita ini kepada Abu Bakar Assidiq,
Diapun
merasakan keadaan yang begitu menyedihkan itu. Dia segera menuju
Madinnah dan langsung menuju masjid Nabawi, melintasinya dan sampailah
kekamar Rasulullah. Beliau meminta izin kepada penghuni rumah itu untuk
masuk dan lalu dizinkan masuk.
Sayyidina
Abu Bakar masuk dalam keadaan dadanya yang berdebar debar dan keluh
kesah seakan nyawanya yang dicabut. Beliau menangis, terdengar seperti
suara yang menggeletar yang memasuki air. Dia berpaling, airmatanya
bercucuran melihat jasad Nabi diliputi kain, beliau membuka kain yang
menutupinya untuk menatap wajah yang paling mulia itu.
Beliau memandang wajah Nabi dalam dalam,
Beliau mendekapkan wajahnya dan mencium wajah dan pipi Rasulullah saw.
Beliau menangis sambil berkata:
"Demi
ibu dan ayahku wahai Rasulullah, betapa mulianya kehidupan dan
kewafatanmu. Allah tidak akan merasakan untukmu kewafatan kedua kalinya
untukmu. Jikalau tangisan itu bermanfaat bagimu, niscaya air mata ini
akan terus berlinangan. Tetapi tiada tempat mengadu melainkan Allah.
Kita Milik Allah dan kepadanya kita akan Kembali
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kamu wahai Muhammad adalah utusan Allah..
Engkau telah sampaikan risalah dan sampaikan amanah, hingga engkau meninggalkan kami diatas jalan yang bersih"
Nafas beliau tersedu sedu dalam tangisan,
Beliau memandang jasad Rasulullah saw dan berkata kata lagi: "Ingatlah kami disisi Tuhanmu wahai Muhammad..."
Hari itu madinah menjadi layu..
Subhanallah..
Wahai Allah yang Maha Hidup dan Menghidupkan..
Wahai Allah penggerak langit dan Bumi..
Bantulah kami untuk senantiasa mengingat, mensyukuri dan beribadah kepadamu dengan cara yang Engkau ridhai
Wahai Allah..
Perlihatkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran
Arahkanlah kami untuk mengikuti cahaya kebenaran itu menuju keridhaan Mu
Wahai Allah..
Ampunkanlah kami dengan taubatannasuha,
Bersihkanlah debu debu dosa yang meliputi hati kami, bersihkan tubuh dan ruh kami.
Beri kekuatan untuk menolak kemaksiatan..
Cerdaskanlah kami untuk bertaubat kepada Mu..
Ya Allah peliharalah kami.
Ampunilah
dosa kami yang telah lalu, dan kumpulkanlah jemaah kami pada hari
kiamat beserta Rasulullah dan Sahabat serta orang orang yang dikasihi.
Ya Allah hidupkanlah kecintaan kepada Rasulullah dalam hati kami..
Ya Allah hidupkanlah kami dengan mencintai sunnah sunnahnya
Hidupkan cahaya Rasulallah dalam batin kami.
Hidupkan hidayahnya dalam zahir kami. Hidupkan perjalanannya dalam rumahtangga dan kehidupan kami.
WAHAI ALLAH !
JANGAN ENGKAU TANGGALKAN DARI HATI KAMI CAHAYA IKATAN DENGAN SAYYIDINA MUHAMMAD SHALALLAHU ALAIHI WASSALAM
Amiin ya Allah ya Robbal Alamiin..
=== === ===
Sahabat "Menuju Kehidupan Akhir",
Catatan
diatas adalah kisah shahih yang saya terjemahkan dari narasi Rekaman
Video Habib Ali Aljufri saat kunjungannya ke Malaysia beberapa tahun
lalu.
Versi aslinya adalah bahasa Arab dengan teks melayu,
Telah
saya sesuaikan kembali kedalam bahasa Indonesia dengan berbagai
penyesuaian diksi dan intonasi agar menyentuh makna terdalam hati kita
dengan tidak menghilangkan pesan yang ingin disampaikan narator.
Semoga
Catatan ini menyentuh dan menyegarkan kembali ingatan kita kepada
jalanan Rasulullah saw dan Sunnah Sunnahnya. Semoga dari pena sederhana
ini, bisa sedikit menahan dan mengingatkan jiwa yang sering lalai dan
terbuai, termasuk nasihat pada diriku sendiri.
Silahkan dishared kepada teman temannya..
Untuk memacu semangat Jihad dan menyongsong fajar Ramadhan yang telah kita jejaki saat ini...
=== === ===
Create on Desember 2010
Revised on July 01, 2011 at 00:45
Jazakallah khairan,
NURUDDIN AL INDUNISSY - RIYADH 2011