“Pada malam aku diisra’kan, aku
bertemu Nabi Musa. Baiklah aku jelaskan cirinya. Ternyata dia adalah
seorang lelaki jangkung—maksudnya tinggi—, (rambut) kepalanya berombak,
seperti orang dari Syanu’ah. Rasul bersabda, ‘Dan aku bertemu pula Nabi
Isa. Baiklah aku jelaskan cirinya. ‘Lalu beliau katakan, ‘ Aku lihat dia
(berkulit) kemerahan, seolah-olah dia baru keluar dari
‘dimas’—maksudnya kamar mandi.’”
“Aku melihat Nabi Musa, Nabi Isa
dan Nabi Ibrahim. Adapun Isa (berkulit) kemerahan, (berambut) keriting
dan berdada bidang. Adapun Musa (berkulit) sawo matang, berperawakan
tinggi-besar, berlambut lurus seperti orang Zuth.”
Sedang menurut riwayat Al-Bukhari dan
Muslim dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu, bahwa dia berkata, “Pada suatu
hari Rasulullah saw. menceritakan tentang si picak Dajjal di tengah
orang banyak, beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah itu tidak
picak. Ketahuilah bahwa si Picak Dajjal itu cacat mata kanannya. Matanya
bagaikan anggur yang mengapung (di atas air). Allah memperlihatkan
kepadaku dalam mimpi di sisi Ka’bah seorang lelaki berkulit sawo matang
dengan warna yang paling indah yang pernah dilihat pada kulit siapapun.
Dia biarkan ujung rambutnya terurai antara kedua pundaknya. Rambutnya
berombak, kepalanya (seolah-olah) meneteskan air. Dia letakkan kedua
tangannya di pundak dua orang lelaki sambil berthawaf mengelilingi
Ka’bah. Maka aku bertanya, ‘Siapakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Al-Masih
Putra Maryam.’ Dan di belakangnya aku melihat seorang lelaki berambut
pendek-keriting, cacat mata kanannya, sangat mirip dengan Ibnu Qathan.
Dia meletakkan kedua tangannya di pundak seorang lelaki sambil berthawaf
mengelilingi Ka’bah. Maka aku berkata, ‘Siapakah ini?’ Mereka menjawab,
‘Si Picak Dajjal.’”
Hadist ini ada mutabi’nya diriwayatkan oleh ‘Ubaidillah dari Nafi’.
Al-Bukhari meriwayatkan pula dari Salim,
dari ayahnya, dia berkata, Tidak, demi Allah. Rasulullah saw. tidak
mengatakan Nabi Isa itu berkulit merah, tetapi beliau mengatakan:
“Ketika aku tidur, aku
(bermimpi) thawaf di sekeliling Ka’bah. Tiba-tiba aku melihat seorang
berkulit sawo matang, berambut lurus, berjalan pelan diapit dua orang
lelaki. Kepalanya (seolah-olah) meneteskan air. Maka aku bertanya,
‘Siapakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Inilah Al-Masih Putra Maryam.’ Lalu
aku pergi sambil menoleh. Tiba-tiba aku melihat seorang berkulit merah,
berperawakan tinggi-besar, berambut keriting, mata kanannya cacat,
matanya bagaikan anggur yang mengapung (di atas air). Aku bertanya,
‘Siapakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Dajjal.’ Orang yang paling mirip
dengannya adalah Ibnu Qathan.”
Kata Az-Zuhri, “Ibnu Qathan adalah seorang lelaki dari kabilah Khuza’ah, meninggal pada masa Jahiliyah.”
Dalam riwayat An-Nawwas bin Sam’an, Rasulullah saw. bersabda,
“Nabi Isa akan turun di menara
putih sebelah timur kota Damaskus, mengenakan dua baju berwarna tanah
merah, meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap dua orang malaikat.
Apabila dia menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air, dan
apabila mengangkat kepala, maka (seolah-olah) berjatuhanlah
tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak ada seorang
kafir pun yang mencium bau nafasnya melainkan mati. Padahal nafasnya
sejauh matanya memandang.”
Inilah hadist yang paling mahsyur
tetnatng tempat turunnya Isa Al-Masih, yaitu di atas menara putih timur
kota Damaskus. Namun dalam sebuah kitab ditemui juga, bahwa Nabi Isa as
akan turun di menara putih sebelah timur Masjid Jami kota Damaskus.
Barangkali riwayat inilah yang dihapal dengan baik (mahfuzh). Sedang riwayat yang mengatakan “bahwa beliau turun di menara putih timur kota Damaskus,”
itu merupakan ungkapan yang telah berubah, yakni ungkapan yang oleh
perawinya diucapkan menurut apa yang dia pahami. Karena kenyataannya, di
Damaskus tidak ada menara yang disebut “Al-Manarah Asy-Syarqiyah”
(Menara Timur) selain menara yang terletak di sebelah timur Masjid Jami
Umawi.
Dan agaknya pengertian inilah lebih pas
dan cocok, karena ketika turunnya Nabi Isa itu iqamat telah
dikumandangkan. Maka seseorang mempersilahkan beliau: “Wahai imam kaum
muslimin, wahai Ruh Allah, majulah.”
Lalu beliau menjawab: “Majulah kamu, karena iqamat ini dikumandangkan untukmu.” Dan dalam riwayat lain dikatakan: “Sebagian kamu adalah pemimpin atas sebagian yang lain.”
Sekarang ini, bangunan menara tersebut
telah direnovasi pada tahun 741 H, menggunakan batu-batu putih.
Pembangunannya dilaksanakan atas biaya orang-orang Nasrani, yang telah
membakar menara sebelumnya di tempat itu.
Masjid Jami Umawi (menara Timur kota Damaskus) SEBELUM direnovasi
Barangkali ini pun salah satu bukti
kenabian Muhammad saw. yang tampak dengan mata kepala dimana Allah
menakdirkan pembangunan menara ini atas biaya kaum Nasrani sampai dengan
turunnya Nabi Isa bin Maryam kelak. Lalu beliau akan membunuh babi,
mematahkan salib, tidak menerima upeti dari mereka.
Tetapi barangsiapa yang masuk Islam, maka
diterima Islamnya. Dan kalau tidak, maka dibunuh. Begitupun hukum yang
akan beliau putuskan terhadap orang-orang kafir di belahan bumi yang
lain pada waktu itu. Demikianlah di antara pemberitahuan mengenai apa
yang akan dilakukan Isa Al-Masih dan syariat yang diterapkannnya, yaitu
bahwa yang akan beliau laksanakan tak lain adalah syariat Islam yang
suci ini.
“Alhamdulillah, terima kasih ya Allah
engkau jadikan kami lahir dalam keadaan Islam dan wafatkan juga kami
dalam keadaan Islam. Amin ya Rabbal Alamin….”
Masjid Jami Umawi (menara Timur kota Damaskus) saat ini.
Wallahu ‘alam bissawab..