Peran Abu Bakar dalam Hijrah Nabi ke Madinah

(Al-Iqab) - Banyak fakta sejarah yang tak diakui oleh para
penganut Syiah. Terutama kejadian yang
menunjukkan keutamaan dan jasa para shahabat
mulia. Salah satu kejadian yang diingkari oleh
syiah ialah peran Abu Bakar dalam hijrah Nabi ke
Yatsrib. Sebagian syi'ah hari ini meyakini Abu Bakar tidak
bersama Nabi di Gua Tsur. Tidak pula menemani
Nabi berhijrah. Mengapa mereka meyakini hal itu?
Lalu siapa sebenarnya yang berada bersama Nabi
di Gua Tsur? Ali, Salman, Miqdad atau Abu Dzar?
Atau bukan mereka semua, lalu siapa? Simak jawabnya, tentunya dari
literatur syi'ah sendiri. Peristiwa hijrahnya Nabi dan Abu Bakar
terrekam
dalam Al Qur'an Al Karim, dalam surat At Taubah,
yang artinya: Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu)
ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah)
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah
seseorang dari dua orang ketika keduanya
berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:"Janganlah
berduka cita, sesungguhya
Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan
ketenangan kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak
melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-
orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.
Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS. 9:40) Tapi ternyata, peristiwa hijrah Nabi beserta Abu
Bakar tercantum dalam kitab-kitab syi'ah sendiri.
Sayangnya, kebencian terhadap manusia terbaik
setelah nabi tersebut menutupi keyataan tersebut.
Berikut kesaksian Imam Syi'ah yang kesebelas,
Hasan Al Askari, menceritakan pada kita peristiwa hijrah, setelah Nabi
meminta Ali untuk tidur di
tempat tidurnya, Nabi berkata pada Abu Bakar: Maukan engkau pergi
bersamaku wahai Abu
Bakar, mereka mencarimu sebagaimana mereka
mencariku, dan engkau dikenal bahwa engkaulah
yang menolongku terhadap dakwahku, dan
engkau disiksa sebagai? Abu Bakar menjawab:
Wahai Rasulullah! Jika aku disiksa seumur hidupku dengan siksa yang
pedih, dan aku tidak
mati disiksa, aku tidak gembira dalam hidupku,
semua itu demi kecintaanku padamu, aku lebih
suka itu daripada aku hidup dengan penuh
kenikmatan, dan aku memiliki kekuasaan di bumi,
namun aku menentangmu. Bukankah diriku, harta dan anak-anakku menjadi
tebusan bagimu?
Lalu Rasulullah bersabda: tidak ragu lagi Allah
telah melihat isi hatimu, dan mendapati bahwa
hatimu sesuai dengan apa yang kau ucapkan,
Allah menjadikan dirimu bagaikan pendengaran,
penglihatan dan kepala bagiku, dan bagaikan ruh bagi badanku. (Tafsir
Hasan Al Askari hal
467-468. Tahqiq Madrasah Imam Al Mahdi, Qum,
Iran. Cetakan 1409.) Jelas sudah. Nabi meminta Ali tidur di kamarnya,
lalu mengajak Abu Bakar untuk berangkah hijrah.
Saat itu Nabi menjelaskan konsekuensi
menemaninya hijrah. Risiko tersebut berupa
menjadi buronan. Jika tertangkap, ancaman
siksaan bahkan pembunuhan bisa saja terjadi. Ternyata Abu Bakar siap,
siap mengorbankan diri,
keluarga dan hartanya demi kecintaan pada
Rasulullah. Abu Bakar siap menanggung risiko
demi kecintaan pada Rasul. Siap Kemudian Rasulullah menerima wahyu dari Allah,
bahwa Allah menyaksikan isi hati Abu Bakar, yang
sesuai dengan apa yang diucapkan lisannya. Di
sini Allah bersaksi bahwa Abu Bakar benar-benar
orang beriman yang nyata. Begitu dahsyat iman
yang ada di dada Abu Bakar, mendorongnya untuk siap mati demi cintanya
pada Rasulullah. Peristiwa hijrah Nabi beserta Abu Bakar juga
tercantum dalam Tafsir As Shafi karya Al Faidhul
Kasyani jilid 2 hal 296 dan 344, Tafsir Al Ayyashi
jiild 1 hal 102, Al Ihtijaj karya At Thabrasi jilid 1 hal
14, , Hilyatul Abrar, karya Hasyim Al Bahrani jilid 2
hal 16, 17, dan banyak sumber lainnya. Semua referensi tersebut
membuktikan peran riil Abu
Bakar dalam hijrah Nabi.