RIBUAN mahasiswa Universitas Michigan AS
dikabarkan telah membuat surat pengusiran
palsu dan diselinapkan di bawah pintu kamar
asrama mereka. Hal ini bertujuan untuk
menyinggung kebijakan Israel yang terus
membangun pemukiman ilegal. "Jika Anda tidak mengosongkan tempat pada
tanggal 13 Desember pukul 18:00, kami berhak
untuk menghancurkan rumah Anda tanpa
penundaan," tulis dalam surat pengusiran itu. "Kami tidak bertanggung
jawab atas properti
atau orang yang tertinggal di dalam asrama.
Biaya untuk pembongkaran akan dibebankan
pada mahasiswa," tambahnya. Penggusuran 'main-main' ini didalangi oleh
Organisasi Mahasiswa untuk Kebebasan
dan
Kesetaraan (SAFE). Mereka ingin meningkatkan
kesadaran tentang penggusuran yang
dilakukan Israel secara teratur di Tepi Barat
Palestina dan Yerusalem timur, di samping Negev. "Ketika warga
Palestina kehilangan rumah
mereka secara tidak adil dan ilegal, tanpa
pemberitahuan pembongkaran/penggusuran,
Israel juga sama dengan merampok martabat
mereka, nilai kemanusiaan, dan mata
pencaharian warga Palestina," kata SAFE dalam sebuah pernyataan.
dikabarkan telah membuat surat pengusiran
palsu dan diselinapkan di bawah pintu kamar
asrama mereka. Hal ini bertujuan untuk
menyinggung kebijakan Israel yang terus
membangun pemukiman ilegal. "Jika Anda tidak mengosongkan tempat pada
tanggal 13 Desember pukul 18:00, kami berhak
untuk menghancurkan rumah Anda tanpa
penundaan," tulis dalam surat pengusiran itu. "Kami tidak bertanggung
jawab atas properti
atau orang yang tertinggal di dalam asrama.
Biaya untuk pembongkaran akan dibebankan
pada mahasiswa," tambahnya. Penggusuran 'main-main' ini didalangi oleh
Organisasi Mahasiswa untuk Kebebasan
dan
Kesetaraan (SAFE). Mereka ingin meningkatkan
kesadaran tentang penggusuran yang
dilakukan Israel secara teratur di Tepi Barat
Palestina dan Yerusalem timur, di samping Negev. "Ketika warga
Palestina kehilangan rumah
mereka secara tidak adil dan ilegal, tanpa
pemberitahuan pembongkaran/penggusuran,
Israel juga sama dengan merampok martabat
mereka, nilai kemanusiaan, dan mata
pencaharian warga Palestina," kata SAFE dalam sebuah pernyataan.