Kontroversi Ahmad Dhani tak lepas dari pernyataan-pernyataan yang selalu saja ada pihak yang dirugikan. setelah ia berkicau di twitter, sekarang Ia begitu sembrono dalam ilmu Islam kerap tergambar padanya, lalu apa pendapatnya tentang syiah?
Kami mencoba mengupas pemikiran
Ahmad Dhani terkait pandangannya tentang aliran sesat Syiah hasil ternak
Yahudi ini. Kami coba ungkap pandangannya pada situs pribadi ahmaddhani.com dan
menemukan tulisan yang berjudul "Sunni dan Syiah".
Ia menyatakan beraliran sunni-wahabi
yang diwariskan ayahnya dan telah menyatakan kesesatan syiah. Buktinya orang
tua Ahmad Dhani menyekolahkan ke SD Muhammadiyah di Surabaya.
Namun dalam petualangannya ia menemukan
buku-buku tentang syiah pasca tergulingnya kekuasaan orde baru Suharto
Ia kembali menulis bawa syiah sesuai
dengan hati nuraninya. Ahmad Dhani mencoba berhipotesa pada konsep ayatullah
dan memilih ia yang katanya sangat ketat dan dasar-dasar hukum yang update oleh
ayatullah berikutnya sehingga tidak ada hukum Islam yang ketinggalan
jaman.
Dhani pernah bertemu
dengan tokoh-tokoh syiah yang ia nilai high intellectual namun Dhani
masih nampak kegalauan kenapa syiah sesat dan ia kembali membela diri bahwa tak
ada satu pun manusia yang bisa menyatakan sesat kecuali Tuhan...
Ia tutup tulisan dengan
ketidaksepahamannya pada umat Islam yang menyatakan syiah sebagai aliran sesat,
namun ia mengakui masih taraf sedang mempelajari 'syiah' dan menegaskan ia
belum syiah.
Akan tetapi dalam twitternyaa Ahmad
Dhani kerap melontarkan caci maki kepada Aisyah dan dukungannya pada imam syiah
khomeini,
“Imam Khomeini jelas
shohih keturunan Nabi Muhammad SAW, yang lain gak jelas, dan gak shohih,” tegas
Ahmad Dhani melalui akun Twitter Dhani Ahmad Prasetyo @AHMADDHANIPRAST.
Pernyataan Dhani itu
menanggapi kicauan akun @yudahafiyansyah:
“Dalam Kitab Al-Thaharah karya Khomeini Al-Khabits, juz 3 hal 457. Dia menjudge
Aisyah lebih najis dari anjing dan babi.”
Menilai fakta di atas, pertanyaannya
adalah, mungkinkah Ahmad Dhani telah ber-taqiyah??
Nah ini ngawurnya Ahmad
Dhani, membaca dan mempelajari syiah pada buku asli syiah yang terkenal
membolehkan berdusta alias TAQIYAH dan memaki para Sahabat Nabi Muhammad
SAW hingga para Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq, Umar Bin Khattab dan Utsman Bin
Affan serta istri Nabi Aisyah RA.
Keterbatasan ilmu dien Islam Ahmad
Dhani nampak bahwa ia tidak menguasai Islam secara kaffah karena sibuk bikin
lagu cinta-cintaan manusia tapi melupakan cinta pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
dan Rasulullah Muhammad SAW dengan benar. Padahal Di antara sebab
keselamatan anda di akhirat adalah keyakinan anda yang benar tentang tiga
prinsip pokok, yaitu:
1) Siapa Tuhanmu?
2) Apa Agamamu?
3) Dan siapa Nabimu?
Ketiga hal ini merupakan masalah
besar yang penting dan mendesak untuk umat Islam ketahui. Karena, selepas anda
dikuburkan, datang dua malaikat yang menanyakan tentang ketiga hal tersebut
kepada anda seperti yang disampaikan dalam Kitab al-Ushul ats-Tsalatsah, karya
Syaikh Muhammad at-Tamimi Rahimahullah yang terjemahannya telah banyak beredar
di Indonesia. Diuraikan dan dijelaskan secara panjang lebar oleh seorang ulama
besar yang dikenal luas di dunia Islam, Syaikh Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin Rahimahullah
Sisi lain yang Ahmad Dhani
nyatatakan bahwa syiah selalu update pun tidak seratus persen benar
hipotesanya. Karena Islam tanpa syiah pun selalu update dan kesahihan akan
terus terjamin hingga hari kiamat. Ulama Islam akan melihat setiap kedudukan
suatu perkara yang selalu akan merujuk kepada AL Quran dan Sunnah Hadist Nabi
Muhammad SAW yang hanya merukuk kepada yang sahih semata.
Begitupun ketika tak ditemukan
hukumnya maka para ulama bisa dengan menggunakan pengambilan hukum secara ijma,
qiyas para ulama. Dijamin sesuai mengerti kondisi jaman dan bukannya mengerti
kondisi aliran yahudi semata, tapi umat dibuat mengerti apa maunya Allah,
Muhammad SAW dan Islam agar kita selamat dari siksa api neraka.
Sedangkan syiah penuh TAQIYAH kepalsuan
dan tipu daya yahudi sebagai gembongnya. Kepalsuan syiah di halalkan karena
itulah konsep agama palsu yang di kembangkan yahudi, lihat saja kepalsuan
ahmadiyah, kristen, dan syiah sendiri.
Apa Itu Taqiyah?
Syi’ah merupakan aliran yang lahir
akibat pergolakan politik dan kepentingan-kepetingan ideologi. Keberadaannya
selalu menjadi saingan ketat dengan kelompok sunni. Dontrin-doktrin, pemahaman
fiqh dan lainnya selalu tidak sejalan dengan paham sunni. Salah satu dotrin
Syi’ah yang tidak ditemukan dalam doktrin Sunni adalah ‘Taqiyah’.
Mayoritas Muslim indonesia adalah
penganut Sunni yang dikenal dengan sebutan ahl al-sunnah wa al-jama’ah yang
juga merupakan mayoritas penduduk muslim di dunia, tetapi terdapat juga
penganut Syi’ah yang hidup di tengah kaum mayoritas tersebut.
Kemudian kami kerucutkan maksud
Syi’ah dalam tulisan ini kepada syi’ah itsna ‘asyariyah (kadang-kadang
di sebut syi’ah imamiyah), yakni aliran |Islam yang meyakini dua belas imam
sepeninggal Rasulullah dan mempraktikkan fiqh Ja’fari dalam kehidupan
sehari-hari. Syi’ah adalah aliran Islam (tepatnya sempalan Islam) minoritas
yang dalam berbagai aspek berbeda dan bertentangan dengan Islam sunni.
Eksistensi kelompok Islam Syi’ah di
Indonesia, seperti halnya di daerah lain di luar iran, masih belum banyak
diketahui oleh pemimpin muslim sendiri. Padahal beberapa penulis beranggapan
bahwa syiah sudah masuk ke wilayah nusantara sejak awal kedatangan Islam dan
pengaruhnya cukup kuat dalam tradisi Islam di nusantara.
Dasar Doktrinal ‘Taqiyah’
Secara umum taqiyyah adalah strategi
menyembunyikan keyakinan di hadapan musuh untuk menghindari terjadinya bencana
(Alatas 2002: 142). Dalam pengertian ini, meskipun konsep ini sering dianggap
sebagai khas Syi’ah, praktiknya sangat umum khususnya bagi kelompok penganut
agama atau aliran minoritas yang berada di bawah penguasa otoritarian yang
opresif. Hanya saja mereka tidak menggunakan konsep taqiyyah. Dalam pandangan
sebagian besar kaum Sunni, konsep taqiyyah memiliki makna negatif yang identik
dengan kebohongan dan kemunafikan. Oleh sebab itu, Jalaluddin Rahmat mengusulkan
untuk tidak menggunakan istilah taqiyah untuk menyebut praktik tersebut.
Sebagai alternatifnya, ‘pendekatan yang luwes dan silaturrahmi’, misalnya,
adalah istilah netral yang bisa diterima secara umum. Dengan penggunaan istilah
netral tersebut, prakteik taqiyah dapat dibenarkan.
Bagi kelompok Syi’ah,
taqiyah tentu saja dipahami secara positif. Jalaluddin Rahmat (1998:1viii) yang
mengutip pandangan Khomeini menulis bahwa taqiyah berbeda dengan kemunafikan.
Kalau kemunafikan adalah
penyembunyian kekufuran dan penampakan keimanan, taqiyah adalah sebaliknya
yakni penampakan kekafiran dan penyembunyian keimanan karena alasan-alasan
tertentu. Mereka mengakui bahwa ajaran dan praktik taqiyah mempunyai landaan
doktrinal yang kokoh dalam ajaran islam. Mereka biasanya menggunakan sejumlah
dalil naqli maupun dalil aqli untuk melegitimasi praktik taqiyah dimaksud.
Selain itu, taqiyah juga diyakini sudah dipraktikkan oleh sahabat Nabi
Muhammad SAW, dan praktik tersebut dibenarkannya. Salah satu dalil
naqli yang paling sering dipakai adalah ayat al-Qur’an (3:28) yang artinya:
“Janganlah orang-orang mukmin
mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang
mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia daripertolongan
Allah, kecuali karena (siasat) memelihara
diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu
terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali”
Menurut mereka, taqiyah dibenarkan
tidak hanya karena alasan takut tetapi juga demi persatuan di kalangan kaum
Muslimin. Berkenaan dengan tipe ini yakni taqiyah mudarat. Jalaluddin Rahmat
(Rahmat 1998:1ix) mengutip fatwa khomeini:” yang dimaksud dengan taqiyah
mudarat ialah taqiyah yang dilakukan untuk mempersatukan kaum
muslimnin dengan menarik kecintaan para penentang dan memperoleh kasih sayang
mereka; bukan karena menghawatirkan adanya ancaman seperti taqiyah
khauf”. Dalam praktiknya, seseorang menyembunyikan sikap sesungguhnya,
termasuk sikap negatif terhadap kelompok lain yang berbeda paham dengan
menampilkan tindakan yang positif sehingga dapat mencapai ukhwah islamiyah.
Singkatnya, bagi penganut Syi’ah Indonesia terdpat dua tipe taqiyah yakni
taqiyah karena takut dan taqiyah untuk persaudaraan yang memiliki landasan
doktrinal yang kokoh.
Tetapi, keyakinan berkaitan erat
dengan identitas penganutnya, lembaga-lembaga, praktik-praktik keagamaan serta
atribut-atribut yang terkait. Sebagai sebuah aliran, syi’ah mencakup sistem
keyakinan, figh, unsur ketaqwaan, dan prinsip-prinsip lain yang semuanya merupakan
kesatuan yang tak terpisahkan. Dengan demikian, aspek-aspek yang dirahasiakan
menjadi jamak. Yang menjadi persoalan adalah aspek mana yang penting untuk
dirahasiakan dan bagaimana caranya. Persoalannya kemudian menjadi semakin rumit
ketika dihadapkan kepada prinsip-prinsip missionaris (dakwah) sebagai
karakteristik umum agama dan mazdhab yang mengharuskan penganutnya
menyebarluaskan ajarannya kepada yang lain dan menarik pengikut sebanyak
mungkin.
Strategi yang paling umum dilakukan
oleh penganut Syi’ah adalah pengendalian informasi atau secara lebih luas,
menejemen informasi. Dalam konteks indentitas kesyi’ahan, penganut syi’ah
berupaya mengontrol informasi baik yang berkenaan dengan identitas personal dan
kolektif maupun yang berkaitan dengan tanda-tanda dan istilah-istilah
kesyi’ahan. Pengendalian informasi itu diterapkan baik dalam suasana formal
seperti pertemuan resmi, dialog, wawancara bagi kepentingan riset ataupun media
maumpun dalam kehidupan kesehariaan.
Oleh karena itu, melalui tulisan singkat
ini, penulis mengingatkan, kita sebagai Muslim berhaluan Sunni yang notabena
ahlussunah wa al-Jamaah hendaknya berhati-hati dengan propaganda Syi’ah dengan
strategi mereka.
Ahmad Dhani dan para pendukunnya,
waspadalah.... karena taqiyah sebagai upaya tipu daya demi merekrut massa ala
syiah. Segala macam cara dilakukan demi tercapainya tujuan sang tuan... YAHUDI.
[rojul/bakir]
[rojul/bakir]
[rojul/bakir/voa-islam.com]