- Larangan puasa di hari syakk (diragukan, belum pasti masuk bulan Ramadhan), hadits-haditsnya jelas. Diriwayatkan Al-Bukhari (1914), Muslim (1082) dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
{ لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْ }
Jangan kalian dahului Ramadhan
dengan puasa sehari dan jangan pula dua hari kecuali orang yang tadinya
sudah puasa suatu puasa maka hendaklah dia berpuasa.
Riwayat At-Tirmidzi (686), An-Nasai (2188) dari Ammar bin Yasir radhhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يَشُكُّ فِيهِ النَّاسُ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Siapa yang puasa pada hari yang
diragukan oleh orang-orang (belum pasti masuk Ramadhan) maka sungguh dia
telah bermaksiat kepada Abal Qasim (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
- Jama’ah An-Nadzir di Gowa Sulawesi mulai puasa Ramadhan hari Kamis, bahkan di hari sebelumnya yang dalam Islam disebut hari syakk yang oleh Nabi dilarang berpuasa justru mereka berpuasa untuk menyambut bulan Ramadhan. Apakah mereka sengaja bermaksiat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti yang telah diancam dalam hadits tersebut?
- 8000-an jamaah Tarekat Naqsabandiah di Padang Sumatera Barat juga memulai puasa Ramadhan di hari syakk, dua atau tiga hari sebelum Ramadhan. Para pemimpinnya apakah memang sengaja menjerumuskan para jama’ahnya sembari menentang Rasulullah? Tidak ingatkah bahwa selagi mengaku sebagai Muslim maka seharusnya mengikuti petunjuk Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, bukan sebaliknya, sengaja menjerumuskan para manusia sambil menentang utusan Allah Ta’ala. Wallahu a’lam.
Inilah beritanya.
***
Jama’ah An Nadzir mulai puasa Ramadhan hari Kamis
GOWA - Berbeda dengan 2
pendapat mayoritas yang kemungkinan memilih hari jum’at (20/70) atau
hari sabtu (21/7) sebagai jatuhnya awal 1 Ramadhan. Jamaah An-Nadzir di
Mawang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa yang identik dengan
pakaian surban dan rambut pirang, justru mulai melaksanakan ibadah puasa
Ramadan, Kamis (19/7/2012). An-Nadzir beranggapan 1 Ramadan jatuh pada
19 Juli, Kamis besok.
Menurut Ulama An-Nadzir, Ustads Lukman
saat dihubungi, ada beberapa indikator yang dapat dilihat untuk
mengetahui awal puasa atau 1 Ramadan. Salah satunya adalah melihat atau
mengintai bulan.
“Melihat bulan pada bulan Sya’ban sangat
penting untuk mengetahui kapan berakhirnya bulan ini, yang juga
pertanda dimulainya bulan Ramadan,” ujar pria yang akrab disapa Ustad
Lukman ini seperti dirilis inilah.com.
“Melihat bulan purnama pada bulan
Sya’ban itu sangat penting. Dari purnama 15 malam itulah kita mulai
menghitung hingga ke-27 malam. Selebihnya yang tiga hari kita ikuti,
itulah indikator 1 Ramadan,” imbuhnya.
Lukman mengatakan, hari ini, berdasarkan
penghitungan tim Rukyat Jamaah An-Nadzir antara pukul 09.00 – 11.00
Wita, terdapat 54 menit jeda antara bulan terbenam dan munculnya Fajar,
jika dibagi dua 27 menit. Jika selisihnya 10 menit maka itu pertanda
mulai 1 Ramadan.
“Untuk lebih meyakinkan lagi, kita bisa
melihat air pasang naik dan pasang turun. Jika anda perhatikan, hari ini
adalah puncaknya pasang surut terjadi,” jelasnya.
***
Tareqat Naqsabandiyah mulai puasa sejak Selasa kemarin
PADANG - Penganut
Jamaah Tarekat Islam Naqsabandiyah di Padang, Sumatera Barat, sudah
memulai berpuasa Ramadan, Rabu 18 Juli 2012. Jamaah ini selalu memulai
puasa lebih awal dari jadwal yang ditetapkan pemerintah.
Selasa malam kemarin, mereka sudah
memulai salat tarawih berjamaah di musala Baitul Makmur dan Surau Buluah
di Pasar Baru, Kecamatan Pauh, Padang.
“Kita selalu berpedoman pada hisab
munjit untuk memulai puasa,” kata Sekretaris Naqsabandiyah Sumatera
Barat, Edizon Revindo seperti dilansir VIVAnews.
Penentuan awal Ramadan tahun ini
ditetapkan pekan kemarin melalui sidang para ulama Jamaah Naqsabandiyah.
Kalender berdasarkan hisab munjit ini juga diperkuat dengan melihat
bulan pada pertengahan bulan Sya’ban.
Diperkirakan, ada 8.000 jamaah tarekat
ini di Sumbar. Mereka tersebar di sejumlah daerah seperti Solok,
Kabupaten Pesisir Selatan, Padang, dan Kabupaten Solok Selatan.
Meskipun Naqsabandi kerap berbeda dalam
menetapkan awal ramadhan dan hari besar Islam lainnya, menurut Edizon,
hal ini tidak perlu dipertentangkan. “Perbedaan itu kan rahmat,” ujar
Edizon.
Diperkirakan, ajaran Tarekat Naqsabandiyah masuk ke Pauh, Padang, sejak awal abad ke-19. Dibawa oleh Maulana Syekh H Muhammad Thaib bin Ismail. Dia merupakan ulama asli Pauh yang menimba ilmu di Mekah. (bilal/arrahmah.com) Rabu, 18 Juli 2012 23:19:30