Dalam
keadaan normal tubuh kita mendapatkan energi dan nutrisi dari luar
tubuh melalui makanan, minuman dan radiasi. Ketika kita puasa disiang
hari, dimana tidak ada asupan makan, aktifitas dan gerak kita akan
membakar energi hingga habis.
Pertama-tama
energi akan diperoleh dari glucosa hasil makan (sahur), setelah habis,
energi diperoleh dari glicogen dalam darah. Bila kandungan glicogen
berkurang, otak menyatakan lapar lalu menyuruh kita makan. Bila kita
sedang berpuasa otak akan otomatis menghidupkan PROGRAM AUTOLISIS.
- Pohon berpuasa dengan menggugurkan daun
- Rumput dan biji berpuasa dengan berhenti tumbuh (dorman)
- Beruang berpuasa selama musim dingin
- Buaya berpuasa (aestivasi) selama musim panas
- Ikan paus dan burung berpuasa ketika bermigrasi
- Ikan salmon, pinguin, berpuasa ketika musim kawin
- Kuda, kucing, berpuasa ketika terserang penyakit hingga sembuh
Ketika
autolisis diaktifkan, maka ia segera beraksi. Autolisis akan mencari
database rancangan dasar (fithrah) manusia. Secara keseluruhan ada
sekitar 50 trilyun sel penyusun tubuh yang terdiri dari sekitar 200
jenis sel. Berbekal data detail setiap sel autolisis menjelajah seluruh
tubuh.
Autolisis
mengerti bagaimana seharusnya kondisi sehat dari setiap jenis sel,
dibagian tubuh mana seharusnya sel itu berada, dan berapa banyak jumlah
dari tiap jenis sel yang ideal bagi tubuh.
Ia
akan menghampiri sel-sel liar yang tidak terdapat dalam daftar fithrah,
mengubah asam amino dan gula. Bila sel-sel liar habis, ia akan
mendatangi timbunan lemak dalam tubuh dan membakar (oksidasi lemak)
menjadi keton.
Dengan
demikian Autolisis akan menghilangkan sel-sel rusak, sel sel mati,
BENJOLAN hingga TUMOR serta timbunan lemak yang sering menjadi sarang
zat beracun (baca:penyakit).
Sel-sel
liar dan lemak yang telah dihancurkan akan dibawa ke Hati. Saat kita
puasa, hati tidak disibukkan oleh hasil serapan dari Usus. Oleh karena
itu hati akan bekerja penuh menyaring RACUN-RACUN hasil AUTOLISIS.
Selanjutnya RACUN akan dibuang keluar tubuh. Disinilah proses
DETOKSIFIKASI (pengeluaran racun/penyakit) terjadi.
Ketika
berpuasa darah juga akan dipenuhi energi dan nutrisi yang sehat dan
berkualitas tinggi, sehingga penggantian sel mati, perbaikan sel rusak,
dan pembentukan sel baru, terjadi dengan kualitas prima.. Tubuh kita
segera memiliki sel- sel baru dengan kualitas fithrah, sehat dan
berfungsi baik kembali.
Ketika
kita berpuasa, energi yang dihemat dari sistem pencernaan, akan
digunakan untuk aktifitas sistem kekebalan tubuh dan proses berpikir
oleh otak. Oleh karena itu dengan puasa penyakit lebih mudah disembuhkan
dan kita lebih mudah menerima pelajaran maupun saat berpikir.
Namun
dibalik semua itu, rahasia kemampuan autolisis terletak pada NIAT.
Autolisis hanya akan aktif bila kadar glicogen darah berkurang dan otak
menyimpulkan kita lapar dan harus makan namun kita berniat tidak makan
alias BERPUASA. Autolisis tidak akan terjadi ketika tidak niat berpuasa.
Inilah salah satu RAHASIA besar berpuasa...
Secara sederhana autolisis adalah sistem automatisasi dalam tubuh yang memformat ulang kondisi tubuh ke kondisi ideal.
Jika
kita perhatikan uraian diatas, maka amat mengena sekali sabda
Rasulullah SAW : Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan puasa
Romadhan dan aku telah mensunnahkan menegakkan shalatnya (terawih),
maka barangsiapa berpuasa dan menegakkannya mengharapkan ridho Allah SWT
maka keluar dari dosa-dosanya seperti hari ibunya melahirkannya. (HR. Imam Ahmad, Nasai , Ibnu Majh).
Mengapa Puasa Dibatasi Subuh sampai Maghrib?
Produksi
Enzim oksidasi asam lemak dalam tubuh terbatas dan akan habis bila kita
berpuasa 16 jam. Bila kita memaksakan diri berpuasa maka kadar asam
lemak dalam darah meningkat sehingga menyebabkan otak kita membengkak,
pusing bahkan bisa menyebabkan koma. Oleh karena itu makan sahurlah
mendekati imsyak dan segeralah berbuka waktu masuk waktu maghrib. Jadi
kurang lebih kita berpuasa 13 - 14 jam. Subhanallah, 1400 tahun lalu
Rosulullah pernah mengajarkannya pada kita.
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka dan melambatkan sahur.” (HR. Ahmad)
Sungguh.....
Allah tidak butuh apa-apa dari makhluk, tetapi Allah memberi petunjuk
pada Makhluk agar kehidupan makhluk penuh dengan nikmat.