Oleh: Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi Syaikh
Surabaya (Al-Iqab) - 'Abdul Ahad Dawud yang dulunya bernama
Benjamin Kaldani, seorang Profesor Telogi, dan
seorang Imam Katholik bagi sekelompok orang
Kaldan, yang menguasai beberapa bahasa. Akan
tetapi setelah penelitian mendalam terhadap al-
Kitab, dia mengungkap sesuatu yang tidak diragukan lagi, yaitu
kebatilan agama Kristen dan
Bilbel. Lalu dia mengumumkan keislamannya di
Instambul Turki, kemudian menyusun buku
"Muhammad In The Bible" (Muhammad dalam al-
Kitab) dan buku-buku lainnya. Sesungguhnya beberapa pendorong yang
menjadikan seorang Imam Katolik menyatakan
keislamannya adalah banyak. Dia berkata saat
ditanya, 'Bagaimana Anda menjadi seorang
muslim?' Dia menulis, 'Sesungguhnya hidayahku
kepada Islam tidak mungkin dinisbatkan kepada sebab apapun selain
pertolongan Allah. Tanpa
hidayah Allah, maka setiap bacaan dan penelitian,
dan berbagai upaya yang dilakukan untuk
mencapai kebenaran akan sia-sia. Maka masa-
masa yang aku di dalamnya beriman kepada
keesaan Allah, dan dengan Nabi-Nya yang mulia menjadi satu titik
perpindahanku menuju jalan
orang yang beriman.' Termasuk di antara sebab yang juga dia sebutkan,
yang menjadikannya menyatakan
ketidaktaatannya kepada gereja adalah
dituntutnya iman dengan syafaat antara Allah dan
makhluk-Nya dengan beberapa perkara; seperti
syafaat untuk bebas dari neraka, seperti butuhnya manusia kepada orang
yang memberikan syafaat
secara membabi buta. Dan bahwa pemberi syafaat
itu adalah seorang Tuhan sempurna dan Manusia
sempurna. Dan bahwa para biarawan gereja juga
para pemberi syafaat mutlak. Sebagaimana Gereja
memerintahnya untuk bertawassul (menjadikan perantara) kepada para
pemberi syafaat itu yang
tidak mungkin bisa membatasi mereka. Dari studinya tentang doktrin salib, dia
menemukan bahwa al-Qur`an mengingkarinya,
sementara injil yang beredar menetapkan. Padahal
asli keduanya adalah dari satu sumber.
Seharusnya, yang wajar adalah tidak ada
perbedaan di antara keduanya. Akan tetapi terjadi perselisihan dan
pertentangan di antara keduanya.
Maka harus menghukumi adanya distorsi pada
salah satu dari keduanya. Dia pun meneruskan
penelitian dan pengecekannya untuk masalah ini,
hingga dia sampai pada satu hakikat, seraya
berkata: 'Hasil dari penelitianku bahwa aku percaya dan
yakin bahwa kisah pembunuhan al-Masih u,
penyaliban dan bangkitnya dia dari kematian
adalah dongeng belaka.'
Dia juga berkata, 'Bahwa keyakinan Kristen
terhadap Trinitas, dan klaim mereka bahwa sifat itu mendahului yang
disifati menjadi salah satu sebab
yang mengajaknya untuk keluar dari Kristen.'
Dia pun bertemu dengan sejumlah ulama kaum
muslimin. Setelah dia bertatap muka berulang kali
bersama dengan mereka, dia pun yakin dengan
Islam dan memeluknya. Dia tinggalkan dunia selama sebulan penuh di
dalam rumahnya. Dia ulangi lagi membaca al-Kitab
dengan bahasa-bahasanya yang kuno, dan
dengan nash-nash aslinya berulang kali. Dia
mempelajarinya dengan mendalam dan dengan
perbandingan. Yang kemudian dia kumpulkan sebagian dalam kitabnya,
Muhammad In The
Bibble, dan akhirnya dia memeluk Islam di Kota
Instambul. Dan diantara karyanya adalah Bible and
the Cross (Injil dan Salib). Terakhir, Prof. Abdul Ahad Dawud berkata, 'Waktu
yang di dalamnya saya beriman dengan Keesaan
Allah, dan Nabi-Nya yang mulia, maka mulailah
langkah perubahanku menuju jalan keimanan laa
ilaaha illallaah (Tidak ada sesembahan yang haq
kecuali Allah). Inilah keyakinan yang akan menaungi keyakinan setiap mukmin yang
sebenarnya terhadap Allah hingga hari kiamat…
Saya yakin bahwa satu-satunya cara untuk
memahami makna al-Kitab dan rohnya adalah
mempelajarinya dari sisi keislaman.' Demikianlah, serial keislaman
para ulama Nasrani
akan terus berlangsung, dan tidak akan berhenti,
sementara tidak ada satu orang ulama pun dari
kaum muslimin yang masuk Nasrani sejak
dibangkitkannya Nabi i hingga hari ini, yaitu sejak
lebih dari 1400 tahun yang lalu. Sesungguhnya saya berharap dari setiap orang
yang jujur lagi pencari kebenaran dari orang-
orang Nasrani untuk menghadapkan pertanyaan
kepada para Imam Gereja tentang penyebab
masuk Islamnya ulama Nasrani, sementara tidak
pernah ditemukan seorang ulama dari kaum muslimin yang menyatakan
kekristenannya sejak
1400 tahun yang lalu? Betapa kami sangat rindu untuk mendengarkan
jawaban atas pertanyaan sederhana ini…!!