Salah seorang saksi mata di masjid Al-Iman Makram Abid menceritakan
sebuah kisah tragis yang baru saja disaksikannya. Seorang ayah datang
ke masjid untuk mengidentifikasi jasad anak laki-laki satu-satunya.
Semua anaknya yang lain perempuan. Ketika menemukan jasad anaknya,
beliau membuka penutup wajahnya. Lalu terjadilah dialog yang memilukan
ini: "Aku sudah menjual gandum yang tersisa, dan aku berikan kepadamu
agar engkau bisa menikah pada Hari Raya Idul Adha nanti, seperti
kesepakatan kita. Ayo,
bangunlah anakku, demi ibu dan saudari-
saudarimu. Mereka semua menunggumu datang bersamaku." Maka sang ayah
pun memeluk jasad anaknya yang sudah kaku. Saat itu dia berkata kepada
orang-orang di sekitarnya: "Aku akan tidur sebentar. Lalu kita akan
bangun untuk pergi bersama. Dia sangat mencintaiku, tidak mungkin akan
pergi meninggalkanku sendirian. Dia tidak mungkin tega membuatku
bersedih. Selama hidupnya dia selalu menemaniku pergi. Tidak pernah
membiarkanku pergi sendirian." Kata-kata itu keluar dengan penuh
kesedihan. Seakan yang keluar dari matanya bukanlah air mata, tapi
darah. Sang ayah tidur dengan memeluk jasad anaknya. Lalu tiba-tiba
terdiam, tidak bergerak. Orang-orang yang ada di sekitarnya datang
untuk menenangkannya. Tapi sungguh kaget, mereka mendapati sang ayah
pun sudah meninggal saking sedihnya ditinggal anak terkasihnya.
Terlaknatlah As-Sisi, banyak sekali tragedi memilukan di balik setiap
syahid yang gugur hari ini. (msa/sbb/dkw)