MESIR – Rabu (14/08/13) dr Yahya Makkiya, koordinator rumah sakit Al-Maidani
di Rabiah al Adawiya, mengumumkan meningkatnya angka kematian paling
sedikit korban mencapai 2200 orang yang gugur dan 10 ribu lebih yang
luka-luka. Darah berceceran dan membasahi tanah-tanah diantara
tumpukkan korban yang gugur dibantai oleh militer. Suasana perang
dalam kota terus berlangsung diantara para pendukung Presiden Mursi
dengan militer. Para pendukung Mursi tidak menunjukkan adanya rasa
takut terhadap tindakan militer. Nampaknya, jumlah korban tersebut
merupakan lompatan besar akibat pembantaian yang dilancarkan oleh
Tentara dan Aparat Mesir semenjak pagi tadi dan masih terus
berlangsung.
Al Jazeera melaporkan langsung berita yang bersumber dari
dr Makkiya. Channel itu mengatakan telah berusaha menghubungi dr
Muhammad Sulthan, kepala Otoritas Ambulance Mesir, untuk memintai
komentar. Beliau menolak untuk berkomentar dan menutup telepon. Sebuah
pembantaian secara biadab dan keji yang dilaukan oleh militer terhadap
aksi damai yang dilakukan oleh rakyat Mesir. Ini sangat tragis.
Tetapi, tidak membuat para pendukung Presiden Mursi menyerah, dan
mereka akan tetap melakukan aksi menentang rezim. Sementara itu,
berita terbaru dari Cairo, Wakil Presiden Mesir, Mohamad el-Baradei
mengundurkan diri setelah terjadinya pembantaian. El-Baradei yang
menjadi arsitek penggulingan Mursi, nampaknya sudah tidak mampu lagi
bertahan menghadapi gelombang massa yang menentangnya.
[usamah/imo.Voa-islam]