(Al-Iqab) - Ini adalah kisah nyata, kisah proses penguburan seorang
pejabat di sebuah kota di Jawa Timur. Nama dan alamat sengaja tidak
disebutkan untuk menjaga nama baik jenazah dan keluarga yang
ditinggalkan. Insya Allah kisah ini menjadi hikmah dan cermin bagi
kita semua sebelum ajal menjemput.
Kisah ini diceritakan langsung oleh seorang pengurus jenazah kepada
saya. Dengan gaya bertutur, selengkapnya ceritanya begini:
Saya
terlibat dalam pengurus jenazah lebih dari 16 tahun, berbagai
pengalaman telah saya lalui, sebab dalam jangka atau kurun waktu
tersebut macam-macam jenis mayit sudah saya tangani. Ada yang
meninggal dunia akibat kecelakaan, sakit tua, sakit jantung, bunuh diri dan sebagainya. Bagaimanapun, pengalaman mengurus satu jenazah
seorang pejabat yang kaya serta berpengaruh ini, menyebabkan saya
dapat kesempatan 'istimewa' sepanjang hidup. Inilah pertama saya
bertemu cukup aneh, menyedihkan, menakutkan dan sekaligus memberikan
banyak hikmah. Sebagai Modin tetap di desa, saya diminta oleh anaknya
mengurus jenazah Bapaknya. Saya terus pergi ke rumahnya. Ketika saya
tiba sampai ke rumah almarhum tercium bau jenazah itu sangat busuk.
Baunya cukup memualkan perut dan menjijikan. Saya telah mengurus
banyak jenazah tetapi tidak pernah saya bertemu dengan mayit yang
sebusuk ini. Ketika saya lihat wajah mayit, sekali lagi saya
tersentuh. Saya tengok wajahnya seperti dirundung oleh macam-macam
perasaan takut, cemas, kesal dan macam-macam. Wajahnya seperti tidak
mendapat nur dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian saya pun ambil
kain kafan yang dibeli oleh anaknya dan saya potong. Secara kebetulan
pula, disitu ada dua orang yang pernah mengikuti kursus "fardu
kifayah" atau pengurus jenazah yang pernah saya ajar. Saya ajak mereka
mambantu saya dan mereka setuju. Tetapi selama memandikan mayit itu,
kejadian pertama pun terjadi, sekedar untuk pengetahuan pembaca,
apabila memandikan jenazah, badan mayit itu perlu dibangunkan sedikit
dan perutnya hendaklah diurut-urut untuk mengeluarkan kotoran yang
tersisa. Maka saya pun urut-urut perut mayit. Tapi apa yang terjadi,
pada hari itu sangat mengejutkan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berkehendak dan menunjukkan kekuasaannya karena pada hari tersebut,
kotoran tidak keluar dari dubur akan tetapi melalui mulutnya. Hati
saya berdebar- debar. Apa yang sedang terjadi di depan saya ini? Telah
dua kali mulut mayit ini memuntahkan
kotoran, saya harap hal itu tidak terulang lagi karena saya mengurut
perutnya untuk kali terakhir. Tiba-tiba ketentuan Allah Subhanahu Wa
Ta'ala berlaku, ketika saya urut perutnya keluarlah dari mulut mayit
itu kotoran bersama beberapa ekor ulat yang masih hidup. Ulat itu
adalah seperti ulat kotoran (belatung). Padahal pejabat itu meninggal
dunia akibat diserang jantung dan waktu kematiannya dalam tempo yang
begitu singkat mayitnya sudah menjadi demikian rupa ? saya lihat wajah
anaknya. Mereka seperti terkejut. Mungkin malu, terperanjat dan aib
dengan apa yang berlaku pada Bapaknya, kemudian saya tengok dua orang
pembantu tadi, mereka juga terkejut dan panik. Saya katakan kepada
mereka,"Inilah ujian Allah terhadap kita". Kemudian saya minta salah
satu seorang dari pada pembantu tadi pergi memanggil semua anaknya.
Pejabat itu pada dasarnya seorang yang beruntung karena mempunyai
tujuh orang anak, kesemuanya laki-laki. Seorang berada di luar negeri
dan enam lagi berada di rumah. Ketika semua anaknya masuk, saya
nasehati mereka. Saya mengingatkan mereka bahwasanya tanggung jawab
saya adalah membantu menguruskan jenazah Bapak mereka, bukan
menguruskan semuanya, tanggung jawab ada pada ahli warisnya.
Sepatutnya sebagai anak, mereka yang lebih afdal menguruskan jenazah
Bapak mereka itu, bukan hanya iman, hanya bilal, atau guru. Saya
kemudian meminta ijin serta bantuan mereka untuk menunggingkan mayit
itu. Takdir Allah ketika ditunggingkan mayit tersebut, tiba-tiba
keluarlah ulat-ulat yang masih hidup, hampir sebaskom banyaknya.
Baskom itu kira-kira besar sedikit dari penutup saji meja makan.
Subhanallah suasana menjadi makin panik. Benar-benar kejadian yang
luar biasa sulit diterima akal pikiran manusia biasa. Saya terus
berdoa dan berharap tidak terjadi lagi kejadian yang lebih ganjil.
Selepas itu saya memandikan kembali mayit tersebut dan saya ambilkan
wudhu. Saya meminta anak-anaknya kain kafan. Saya bawa mayit ke dalam
kamarnya dan tidak diijinkan seorang pun melihat upacara itu
terkecuali waris yang terdekat sebab saya takut kejadian yang lebih
aib akan terjadi. Peristiwa apa pula yang terjadi setelah jenazah
diangkat ke kamar dan hendak dikafani, takdir Allah jua yang
menentukan, ketika mayit ini diletakkan di
atas kain kafan, saya dapati kain kafan itu hanya cukup menutupi ujung
kepala dan kaki tidak ada lebih, maka saya tak dapat mengikat kepala
dan kaki. Tidak keterlaluan kalau saya katakan ia seperti kain kafan
itu tidak mau menerima mayit tadi. Tidak apalah, mungkin saya yang
khilaf dikala memotongnya. Lalu saya ambil pula kain, saya potong dan
tampung di tempat-tempat yang kurang. Memang kain kafan jenazah itu
jadi sambung-menyambung, tapi apa mau dikata, itulah yang dapat saya
lakukan. Dalam waktu yang sama saya berdoa kepada Allah "Ya Allah,
jangan kau hinakan jenazah ini ya Allah, cukuplah sekedar peringatan
kepada hamba- Mu ini." Selepas itu saya beri taklimat tentang sholat
jenazah tadi, satu lagi masalah timbul, jenazah tidak dapat dihantar
ke tanah pekuburan karena tidak ada mobil jenazah/mobil ambulance.
Saya hubungi kelurahan, pusat Islam, masjid, dan sebagainya, tapi
susah. Semua sedang terpakai, beberapa tempat tersebut juga tidak
punya kereta jenazah lebih dari satu karena kereta yang ada sedang
digunakan pula. Suatu hal yang saya pikir bukan sekedar kebetulan.
Dalam keadaan itu seorang hamba Allah muncul menawarkan bantuan.
Lelaki itu meminta saya menunggu sebentar untuk mengeluarkan
van/sejenis mobil pick-up dari garasi rumahnya. Kemudian muncullah
sebuah van. Tapi ketika dia sedang mencari tempat untuk meletakkan
vannya itu dirumah mayit, tiba-tiba istrinya keluar. Dengan suara yang
tegas dia berkata dikhalayak ramai: "Mas, saya tidak perbolehkan mobil
kita ini digunakan untuk angkat jenazah itu, sebab semasa hayatnya dia
tidak pernah mengijinkan kita naik mobilnya." Renungkanlah kalau tidak
ada apa-apanya, tidak mungkin seorang wanita yang lembut hatinya akan
berkata demikian. Jadi saya suruh tuan yg punya van itu membawa
kembali vannya. Selepas itu muncul pula seorang lelaki menawarkan
bantuannya. Lelaki itu mengaku dia anak murid saya. Dia meminta ijin
saya dalam 10-15 menit membersihkan mobilnya itu. Dalam jangka waktu
yang ditetapkan itu,muncul mobil tersebut, tapi dalam keadaan basah
kuyup. Mobil yang dimaksudkan itu sebenarnya lori. Dan lori itu
digunakan oleh lelaki tadi untuk menjual ayam ke pasar, dalam
perjalanan menuju kawasan pekuburan, saya berpesan kepada dua pembantu
tadi supaya masyarakat tidak usah membantu kami menguburkan jenazah,
cukup tinggal di camping saja akan lebih baik. Saya tidak mau mereka
melihat lagi peristiwa ganjil. Rupanya apa yang saya takutkan itu
berlaku sekali lagi, takdir Allah yang terakhir amat memilukan.
Sesampainya Jenazah tiba di tanah pekuburan, saya perintahkan tiga
orang anaknya turun ke dalam liang dan tiga lagi menurunkan jenazah.
Allah berkehendak semua atas makhluk ciptaan-Nya berlaku, saat jenazah
itu menyentuh ke tanah tiba-tiba air hitam yang busuk baunya keluar
dari celah tanah yang pada asal mulanya kering. Hari itu tidak ada
hujan, tapi dari mana datang air itu? sukar untuk saya menjawabnya.
Lalu saya arahkan anak almarhum, supaya jenazah bapak mereka dikemas
dalam peti dengan hati- hati. Saya takut nanti ia terlentang atau
telungkup na'udzubillah. Kalau mayit terlungkup, tak ada harapan untuk
mendapat safa'at Nabi. Papan keranda diturunkan dan kami segera timbun
kubur tersebut. Selepas itu kami injak-injak tanah supaya mampat dan
bila hujan ia tidak mendap/ambrol. Tapi sungguh mengherankan, saya
perhatikan tanah yang diinjak itu menjadi becek. Saya tahu, jenazah
yang ada di dalam telah tenggelam oleh air hitam yang busuk itu.
Melihat keadaan tersebut, saya arahkan anak- anaknya supaya berhenti
menginjak tanah itu. Tinggalkan lobang kubur 1/4 meter. Artinya kubur
itu tidak ditimbun hingga ke permukaan lubangnya, tapi ia seperti
kubur berlobang. Tidak cukup dengan itu, apabila saya hendak bacakan
talqin, saya lihat tanah yang diinjak itu ada kesan serapan air. Masya
Allah, dalam sejarah peristiwa seperti itu terjadi. Melihat keadaan
itu, saya ambil keputusan untuk selesaikan penguburan secepat mungkin.
Sejak lama terlibat dalam penguburan jenazah, inilah mayit yang saya
tidak talqimkan. Saya bacakan tahlil dan doa yang paling ringkas.
Setelah saya pulang ke rumah duka dan mengumpulkan keluarganya. Saya
bertanya kepada istrinya, apakah yang telah dilakukan oleh suaminya
semasa hayatnya.
1. Apakah dia pernah menzalimi orang alim ?
2.
Mendapat harta secara merampas, menipu dan mengambil yang bukan
haknya?
3. Memakan harta masjid dan anak yatim ?
4. Menyalahkan
jabatan untuk kepentingan sendiri ?
5. Tidak pernah mengeluarkan
zakat, shodaqoh atau infaq ?
Istrinya tidak dapat memberikan
jawabannya. Memikirkan mungkin dia malu Untuk memberi tahu, saya
tinggalkan nomor telepon rumah. Tapi sedihnya hingga sekarang, tidak
seorang pun anak-anaknya menghubungi saya. Untuk pengetahuan umum,
anak pejabat itu merupakan orang yang berpendidikan tinggi hingga ada
seorang yg beristrikan orang Amerika, seorang dapat istri orang
Australia dan seorang lagi istrinya orang Jepang. Peristiwa ini akan
tetap saya ingat. Dan kisah ini benar-benar nyata bukan rekaan atau
isapan jempol. Semua kebenaran saya kembalikan kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala pencipta jagad raya ini. Kepada semua pembaca setia DI,
tanyalah diri kita akankah kita menginginkan peristiwa itu terjadi
pada diri kita sendiri, ibu, bapak kita, anak kita atau kaum keluarga
kita ? Wallahu'alam bishshawab.