Oleh: Badrul Tamam
(Al-Iqab) - Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb
semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Salah satu dari
karunia Allah kepada hamba- hamba-Nya adalah dengan menjadikan
beberapa musim ketaatan dan melipatgandakan pahalanya. Sehingga mereka
terdorong memperbanyak amal shalih dan berlomba-lomba dalam
bertaqarrub kepada-Nya. Maka orang yang beruntung adalah mereka yang
mampu memanfaatkan musim-musim
tersebut dan tidak membiarkannya berlalu begitu saja. Di antara musim
ketaatan itu adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam telah memberikan kesaksian langsung bahwa sepuluh
hari pertama ini sebagai kumpulan hari terbaik. Beliau mendorong
umatnya agar memperbanyak amal shalih padanya. Bahkan Allah sendiri
telah bersumpah dengannya. Dan sebenarnya ini saja sudah cukup
menunjukkan keagungan kumpulan hari ini. Karena Allah yang Mahagung
tidak akan bersumpah kecuali dengan sesuatu yang mulia di sisi-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
ٍﺮْﺸَﻋ ٍﻝﺎَﻴَﻟَﻭ ِﺮْﺠَﻔْﻟﺍَﻭ
"Demi fajar, dan malam yang sepuluh." (QS. Al-Fajr: 1-2)
Imam
al-Thabari dalam menafsirkan "Walayaalin 'Asr" (Dan malam yang
sepuluh), "Dia adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan
kesepakatan hujjah dari ahli ta'wil (ahli tafsir)." (Jaami' al Bayan
fi Ta'wil al-Qur'an: 7/514)
Penafsiran ini dikuatkan oleh Ibnu Katsir
dalam menafsirkan ayat ini, "Dan malam-malam yang sepuluh, maksudnya:
Sepuluh Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu
Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu ulama salaf dan khalaf." (Ibnu
Katsir: 4/535)
Kemuliaan sepuluh hari ini juga disebutkan dalam Surat
Al-Hajj dengan perintah agar memperbanyak menyebut nama Allah pada
hari-hari tersebut. Allah
Ta'ala berfirman,
َﻦﻴِﺗْﺄَﻳ ٍﺮِﻣﺎَﺿ ِّﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋَﻭ ﺎًﻟﺎَﺟِﺭ َﻙﻮُﺗْﺄَﻳ
ِّﺞَﺤْﻟﺎِﺑ ِﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﻲِﻓ ْﻥِّﺫَﺃَﻭ ﻲِﻓ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻢْﺳﺍ ﺍﻭُﺮُﻛْﺬَﻳَﻭ
ْﻢُﻬَﻟ َﻊِﻓﺎَﻨَﻣ ﺍﻭُﺪَﻬْﺸَﻴِﻟ ٍﻖﻴِﻤَﻋ ٍّﺞَﻓ ِّﻞُﻛ ْﻦِﻣ ِﻡﺎَﻌْﻧَﺄْﻟﺍ
ِﺔَﻤﻴِﻬَﺑ ْﻦِﻣ ْﻢُﻬَﻗَﺯَﺭ ﺎَﻣ ﻰَﻠَﻋ ٍﺕﺎَﻣﻮُﻠْﻌَﻣ ٍﻡﺎَّﻳَﺃ
"Dan
berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai
unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya
mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka
menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang
Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak." (QS. Al-
Hajj: 27-28)
Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini dengan
menukil riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallaahu 'Anhuma, "Al-Ayyam
al-Ma'lumat (hari-hari yang ditentukan) adalah hari-hari yang
sepuluh." (Tafsir Ibnu Katsir: 3/239) Maka dapat disimpulkan bahwa
keutamaan dan kemuliaan hari-hari yang sepuluh dari Dzulhijjah telah
datang secara jelas dalam Al-Qur'an al-Karim yang dinamakan dengan
Ayyam Ma'lumat karena keutamaannya dan kedudukannya yang mulia.
Sedangan dari hadits, Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
ِﻡﺎَّﻳَﺄْﻟﺍ ِﻩِﺬَﻫ ْﻦِﻣ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ُّﺐَﺣَﺃ ﺎَﻬﻴِﻓ ُﺢِﻟﺎَّﺼﻟﺍ
ُﻞَﻤَﻌْﻟﺍ ٍﻡﺎَّﻳَﺃ ْﻦِﻣ ﺎَﻣ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻞﻴِﺒَﺳ ﻲِﻓ ُﺩﺎَﻬِﺠْﻟﺍ ﺎَﻟَﻭ
ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻝﻮُﺳَﺭ ﺎَﻳ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ِﺮْﺸَﻌْﻟﺍ َﻡﺎَّﻳَﺃ ﻲِﻨْﻌَﻳ ْﻢَﻠَﻓ
ِﻪِﻟﺎَﻣَﻭ ِﻪِﺴْﻔَﻨِﺑ َﺝَﺮَﺧ ٌﻞُﺟَﺭ ﺎَّﻟِﺇ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻞﻴِﺒَﺳ ﻲِﻓ
ُﺩﺎَﻬِﺠْﻟﺍ ﺎَﻟَﻭ َﻝﺎَﻗ ٍﺀْﻲَﺸِﺑ َﻚِﻟَﺫ ْﻦِﻣ ْﻊِﺟْﺮَﻳ
"Tidak ada satu
amal shaleh yang lebih dicintai oleh
Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10
hari pertama bulan Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula
jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad
dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR.
Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Keterangan ini sudah cukup menjadi landasan
untuk mempersiapkan diri menyambutnya dengan gembira dan menjamunya
dengan sebaik-baiknya saat ia sudah tiba, yakni dengan bersungguh-
sungguh dalam ibadah dan memperbanyak amal kebaikan; seperti shalat,
berpuasa, membaca Al- Qur'an, dzikrullah, memperbanyak doa, membantu
orang-orang yang kesusahan, menyantuni orang miskin, berkorban, dan
selainnya.