(Al-Iqab) - Penganut Syiah—di negara seperti Indonesia—
selalu bersembunyi dalam segala hal, terutama
mereka mengklaim bahwa Syiah merupakan
bagian madzhab dalam Islam. Padahal sebenarnya
tidak.
Dalam istilah Syiah, hal itu disebut "Taqiyah".
Namun sebenarnya ada beberapa yang bisa kita perhatikan dari penganut
Syiah dari ciri-cirinya
berikut ini:
1) Mengenakan songkok hitam dengan bentuk
tertentu. Tidak seperti songkok yang dikenal
umumnya masyarakat Indonesia, songkok
mereka seperti songkok orang arab hanya saja
warnanya hitam.
2) Tidak shalat Jum'at. Meskipun shalat Jumat
bersama jamaah, tetapi dia langsung berdiri
setelah imam mengucapkan salam. Orang-orang
akan mengira dia mengerjakan shalat sunnah,
padahal dia menyempurnakan shalat Zhuhur
empat raka'at, karena pengikut Syiah tidak meyakini keabsahan shalat
Jum'at kecuali
bersama Imam yang ma'shum atau wakilnya.
3) Pengikut Syiah juga tidak
akan mengakhiri
shalatnya dengan mengucapkan salam yang
dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul
kedua pahanya beberapa kali.
4) Pengikut Syiah jarang shalat jama'ah karena
mereka tidak mengakui shalat lima waktu, tapi
yang mereka yakini hanya tiga waktu saja.
5) Mayoritas pengikut Syiah
selalu membawa At-
Turbah Al-Husainiyah yaitu batu/ tanah yang
digunakan menempatkan kening ketika sujud bila
mereka shalat tidak di dekat orang lain. 6) Jika Anda perhatikan
caranya berwudhu maka
Anda akan dapati bahwa wudhunya sangat aneh,
tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.
7) Anda tidak akan
mendapatkan penganut Syiah
hadir dalam kajian dan ceramah Ahlussunnah.
8) Anda juga akan melihat
penganut Syiah
banyak-banyak mengingat Ahlul Bait; Ali,
Fathimah, Hasan dan Husein radhiyallahu anhum.
9) Mereka juga tidak
akan menunjukkan
penghormatan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman,
mayoritas sahabat dan Ummahatul Mukminin
radhiyallahu anhum.
10) Pada bulan Ramadhan penganut Syiah tidak
langsung berbuka puasa setelah adzan maghrib;
dalam hal ini Syiah berkeyakinan seperti Yahudi
yaitu berbuka puasa jika bintang-bintang sudah
nampak di langit. Dengan kata lain mereka
berbuka bila benar-benar sudah masuk waktu malam. Mereka juga tidak
shalat tarwih bersama
kaum Muslimin, karena menganggapnya sebagai
bid'ah.
11) Mereka berusaha sekuat tenaga untuk
menanam dan menimbulkan fitnah antara jamaah
salaf dengan jamaah lain, sementara itu mereka
mengklaim tidak ada perselisihan antara mereka
dengan jamaah lain selain salaf. Ini tentu tidak
benar.
12) Anda tidak akan mendapati seorang
penganut Syiah memegang dan membaca Al-
Qur'an kecuali jarang sekali, itu pun sebagai
bentuk taqiyyah (kamuflase), karena Al-Qur'an
yang benar menurut mereka yaitu al-Qur'an yang
berada di tangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
13) Orang Syiah
tidak berpuasa pada hari Asyura,
dia hanya menampilkan kesedihan di hari
tersebut.
14) Mereka juga berusaha keras mempengaruhi
kaum wanita khususnya para mahasiswi di
perguruan tinggi atau di perkampungan sebagai
langkah awal untuk memenuhi keinginannya
melakukan mut'ah dengan para wanita tersebut
bila nantinya mereka menerima agama Syiah. Oleh sebab itu Anda akan
dapati;
15) Orang-orang Syiah getol mendakwahi orang-
orang tua yang memiliki anak putri, dengan
harapan anak putrinya juga ikut menganut Syiah
sehingga dengan leluasa dia bisa melakukan zina
mut'ah dengan wanita tersebut baik dengan
sepengetahuan ayahnya ataupun tidak. Pada hakikatnya ketika ada
seorang yang ayah yang
menerima agama Syiah, maka para pengikut Syiah
yang lain otomatis telah mendapatkan anak
gadisnya untuk dimut'ah. Tentunya setelah
mereka berhasil meyakinkan bolehnya mut'ah.
Semua kemudahan, kelebihan, dan kesenangan terhadap syahwat ini ada
dalam diri para pemuda,
sehingga dengan mudah para pengikut Syiah
menjerat mereka bergabung dengan agama Syiah.