(Al-Iqab) Mukmin itu digambarkan sebagai "Kal jasadi wahid" (satu
tubuh). Bila salah satu bagian tubuh sakit, maka
seluruh bagian tubuh ikut merasakan sakitnya.
Itulah hakikat Mukmin. Tidak pernah membiarkan
bagian tubuh yang satu membiarkan bagian tubuh
lainnya merasakan sakit. Bagaimana kalau ada musuh mengoyak dan
merusak bagian tubuh Mukmin? Bahkan, sekarang
musuk bukan hanya mengoyak dan merusak
tubuh Mukmin, tetapi musuh sudah
menghancurkan dan meluluh-lantakkan tubuh
Mukmin, mencabik-cabik, meyayat-yayat, dan merusak dengan berbagai
jenis senjata, tanpa
peduli dan sangat kejam. Apabila Mukmin dengan Mukmin lainnya itu,
diibaratkan "kal jasadi wahid" pernahkah
merasakan penderitaan saudara-saudara Mukmin
lainnya? Di mana sekarang ini di berbagai negara
nasib Mukmin menghadapi penghancuran dengan
menggunakan jenis-jenis senjata yang sangat mengerikan oleh kafir
musryik (yahudi dan
nasrani). Belum lama ini kantor berita Turki Anadolu,
memberitakan sudah lebih 350 jenazah pejuang
Taliban yang gugur di Suriah dipulangkan ke
Afghanistan, melalui Tukri. Berita Anadolu itu
benar-benar menunjukkan sikap dan karakter
pejuang Taliban yang menunjukkan jati dirinya sebagai Mukmin yang
sejati. Di mana pejuang
Taliban menunjukkan sikap "itsar"
(mendahulukan) saudara Mukmin lainnya,
dibandingkan dengan dirinya sendiri. Betapa mulianya sikap dan
karakter yang dimiliki
oleh para pejuang Taliban ini. Di mana mereka
masih harus berjuang membebaskan negaranya
yang sekarang masih diduduki oleh kafir musyrik
(yahudi dan nasrani) yang dimotori Amerika
Serikat dan Sekutunya, tetapi para pejuang Taliban, bergegas pergi ke
Suriah, memenuhi panggilan
jihad, dan bersatu dengan saudara-saudara
Mukmin lainnya, bahu-membahu menghadapi kaki
tangan kafir musyrik yaitu rezim Syiah Alawiyyin
Bashar al-Assad. Para pejuang Taliban itu dengan ikhlas pergi
berjihad membantu saudara Mukmin yang
sekarang ini menghadapi ancaman yang luar biasa
dari musuh-musuh kafir musyrik yang sudah
melakukan kejahatan dan penindasan yang tidak
dapat dimaafkan. Terakhir rezim Syiah Alawiyyin, Bashar al-Assad
menggunakan senjata pemusnah
massal (senjata kimia) membunuh secara massal
rakyatnya yang sebagian mayoritas Mukmin dan
Muslim Sunni. Betapa sikap "itsar" para pejuang Taliban itu,
memberikan gambaran karakter dasar seorang
Mukmin, yang lebih mendahulukan saudaranya
Mukmin, dibandingkan dengan dirinya sendiri.
Maka, ketika mendengar seruan jihad, dan melihat
kondisi saudaranya yang menghadapi malapetaka, mereka langsung
menyambut dengan penuh
semangat bergegas pergi ke Suriah, ikut berjihad
melawan musuh-musuh Islam yang sangat kejam
itu. Para pejuang Taliban, betapapun Afghanistan
masih berada dalam cengkeraman kafir musyrik,
tetapi mereka terpanggil ikut berjihad dan
berjuang menghadapi musuh-musuh yang ingin
mengoyak-ngoyak tubuh Mukmin, dan bahkan
ingin memangsanya. Sesungguhnya itulah sikap Mukmin sejati, tidak
pernah membiarkan bagian
tubuh lainnya sakit, dan musuh mengoyaknya.
Mereka berdiri tegak membela dan ingin
menyelamatkan tubuh saudara Mukmin yang
sekarang sedang mengerang. Berbahagialah mereka yang dengan penuh
kesadaran dan keyakian, serta menunjukkan sikap
"itsar" yang sangat luar biasa, ketika saudaranya
se-iman sendang menderita. Mereka tidak
membiarkan saudara Mukmin itu, terus-menerus
sendirian merasakan penderitaan yang mereka alami. Berbahagialah kelak
para Mukmin yang
selalu memiliki sikap "itsar" terhadap saudara
Mukmin lainnya. Ini seperti digambarkan dalam sebuah kisah, di
mana tiga orang shahabat, yang luka dalam
peperangan, sementara seorang diantara mereka
sedang memegang air, dan ingin mereguk air,
tetapi ada saudara di sampingnya membutuhkan
air, kemudian air itu diberikan kepada saudara yang disampingnya.
Tetapi, belum lagi saudaranya itu mereguk air,
terdengar erangan saudaranyang yang ada
disampingnya itu, juga mengerang dan ingin
mendapatkan air, kemudian suadaranya yang
terakhir itu memberikan air kepada saudaranya,
sampai kemudian ketiganya menemui kesyahidannya. Itulah kisah tentang
"itsar" dari
shahabat. Wallahu'alam.