(Al-Iqab) - Penyimpangan dan kesesatan Syi'ah sangat
lengkap. Hampir semua kesesatan yang ada pada
agama-agama selain Islam ada pada Syi'ah,
misalnya Yahudi, Kristen, Majusi ataupun Hindu-
Budha. Namun yang paling mempengaruhi ajaran
Syi'ah adalah Yahudi dan Majusi. Hal ini tidak terlepas dari masa lalu
Syi'ah yang
tidak lebih dari hasil kolaborasi Yahudi (Abdullah
bin Saba') dan Majusi Persia. Untuk menyingkap
hakekat kesesatan Syi'ah membutuhkan ratusan
hingga ribuan lembar buku. Tulisan ulama salaf
maupun kontemporer membuktikan hal itu. Misalnya, Minhajus Sunnah
karya Syaikhul Islam,
ditulis untuk membantah Rafidhah sebanyak
sembilan jilid. Syaikh DR. Ali Muhammad As-Salus,
menulis Ma'al Itsna 'Asyariyah, sebanyak empat
jilid. Berikut pokok-pokok penyimpangan Syi'ah
secara umum:
v Rukun Iman: Syi'ah hanya memiliki rukun Iman, yaitu:
Tauhid (Keesaan Allah swt), al-'Adl (Keadilan
Allah swt), Nubuwwah (Kenabian), Imamah
(Kepemimpinan Imam), dan Ma'ad (Hari
kebangkitan dan pembalasan). Rukun iman ini
disebutkan dalam buku-buku Syi'ah, (lih.
Muhammad Ridho Mudzaffar, Al-Aqa'id Al- Imamiyah) Rukun iman Syi'ah
jelas berbeda dengan rukun
iman dalam ajaran Islam. Syi'ah tidak
menyertakan: Iman kepada Malaikat Allah swt,
Para Rasul, Qadha dan Qadar.
v Rukun Islam:
Al-Kulaini meriwayatkan
rukun Islam menurut Syi'ah ada lima yaitu: Shalat, zakat,
puasa, haji, dan wilayah (loyalitas kepada imam),
(al-Kafi, 2/18). Saat ditanya, manakah rukun iman
yang paling utama, Abu Ja'far, salah satu ahlu bait
yang diklaim sebagai imam Syi'ah menjawab,
"Wilayah lebih utama, karena ia adalah kunci semuanya, dan wali
(pemimpin) adalah bukti atas
itu." (Muhammad Shadiq Shadr, asy-Syi'ah al-
Imamiyah, hlm. 131) Syi'ah tidak mencantumkan syahadatain dalam
rukun iman. Ini merupakan kauh dari akidah
Islam. Pada pemahaman dan praktek rukun iman
serta rukun Islam, sangat berbeda jauh dengan
apa yang dipahami oleh Rasulullah saw maupun
umat Islam.
v Al-Qur'an;
Syi'ah meyakini tiga hal terkati al- Qur'an:
(1) Al-Qur'an telah mengalami perubahan,ditambah atau dikurangi, sehingga al-Qur'an tidak
bisa dijadikan dalil.
(2)Membatasi ilmu al-Qur'an
hanya dari imam-imam Syi'ah, maka cara
memahami al-Qur'an pun harus sesuai ketentuan
para tokoh yang diklaim seabagai imam Syi'ah.
(3) Mereka mengklaim,
perkataan imam mereka, bisa
mengkhususkan sesuatu yang umum dalam al-
Qur'an, bahkan sabda imam Syi'ah diyakini lebih
layak suci dari al-Qur'an, (al-Quffary, Ushul
Madzhab Syi'ah al-Imamiyah, 1/127).
v Hadits:
Mereka menolak hadits
yang diriwayatkan oleh para sahabat Rasulullah saw,
kecuali melalui jalur ahlu bait. Mereka
memposisikanperkataan para imamnya sejajar
dengan firman Allah swt dan sabda Rasulullah
saw, (Ushul Madzhab Syi'ah al-Imamiyah, 1/308).
Menurut orang Syi'ah
hadits adalah segala sesuatu
yang datang dari al-ma'shum (imam-imam
mereka), baik berupa perkataan, perbuatan dan
atau ketetapan, (al-Ushul al-'Aamah lil fiqh al-
Muqorin, hlm. 132).
Bagi Syi'ah, apa yang dinukil dari imam mereka
itulah hadits, tanpa mensyaratkan sanadnya
sambung hingga Rasulullah saw. Jelas ini berbeda
dengan konsep hadits dalam Islam. Ada dua landasan Syi'ah menetapkan hadits di
atas, yaitu:
(1) Sumber ilmu para imam mereka langsung dari
Allah swt, dengan cara ilham dan wahyu. Jadi,
menurut Syi'ah, selain para nabi ada manusia lain
yang bisa mendapatkan wahyu dari Allah swt,
yaitu para imam Syi'ah. Dalam kitab Ushul Kafi,
terdapat Bab, "Bahwa Para Malaikat Mendatangi Rumah Para Imam
(Syi'ah), dan Memberi Akhbar
Kepada Para Imam Tersebut."
(2) Satu-satunya sumber ilmu yang terpercaya
dalam ajaran Syi'ah adalah para imam. Mereka
adalah pemilik hak veto penetapan syari'ah.
Karena, menurut Syi'ah, Imam-imam mereka
mengetahui semua ilmu yang ada di seluruh nabi
dan para malaikat. Sehingga ilmu para imam mereka lebih tinggi dari
para Nabi Allah, (Ushul,
hlm. 1/324-327)
Inilah merupakan sebuah kebathilan yang
dikarang-karang tokoh-tokoh zindiq untuk
menghancurkan Islam. Jika keyakinan ini diakui
oleh seseorang, secara tidak sadar ia akan
meragukan Islam dan Rasulullah sa. Ia tidak akan
membutuhkan Islam lagi.
v Ijma':
Jika umat Islam meyakini ijma'
sebagai salah satu sumber hukum. Maka Syi'ah meyakini
sebaliknya, ijma' tidak bisa dijadikan sumber
hukum. Namun, perkataan imam-imam Syi'ah lebih
tinggi nilainya dari pada ijma'. Kalaupun ada ijma'
yang mereka sepakati, maka ijma' tersebut harus
ada rekomendasi dari imam-imam mereka, (Ushul, 1/403-404).
v Sahabat
Rasulullah SAW:
Syi'ah meyakini bahwa sepeninggalan Rasulullah saw,
semua
sahabatnya murtad, kecuali beberapa orang saja,
seperti; al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-
Ghifary, dan Salman al-Farisi RA., (Arraudhah minal
Kafi, 8/245).
v Arwah: Syi'ah meyakini bahwa arwah orang yang telah
meninggal akan kembali ke jasadnya
masing-masing di dunia ini sebelum kiamat, yaitu
tatkala imam Ghaib mereka keluar dari
persembunyian dan menghidupkan Ali beserta
anak cucunya untuk balas dendam terhadap
lawan-lawannya.
v Tauhidullah:
Mereka meyakini bahwa Allah swt
memiliki sifat Bada'. Yaitu bahwa Allah baru
mengetahui sesuatu setelah terjadi. Dan
sebelumnya tidak tahu. Jadi bisa saja Allah khilaf.
Di sisi lain, mereka meyakini imam-imamnya
mengetahui semua perkara ghaib, tidak ada yang
samar bagi imam mereka. , (Abdullah as-Salafi, Inilah Kesesatan Akidah
Syi'ah, hlm. 12-13).
Tauhid dalam definisi Syi'ah adalah mengakui
keimamahan Ali RA dan syirik adalah menduakan
Ali dalam masalah kepemimpinan, (Usuhul,
2/433).
Menurut Syi'ah, syarat sah amal-ibadah
adalah mengakui keimamahan dalam konsep
Syi'ah, jika tidak mengakui, berarti ia kafir. Sehingga amalnya
tertolak, pasti masuk
neraka." (Ushul Kafi, 1/437).
Jika umat Islam meminta keselamatan dan segala
kebutuhan kepada Allah saja, tetapi Syi'ah
berkeyakinan; Boleh, bahkan harus, meminta itu
semua kepada para imam, karena itu menziarahi
kuburan Husein di Karbala pada hari Arofah
merupakan amal yang tertinggi, karena Karbala – menurut Syi'ah- lebih
utama dari Ka'bah, (Biharul
Anwar, 49/101).
Bila umat Islam meyakini bahwa pengatur alam
semesta ini adalah Allah, tidak ada sekutu bagi-
Nya. Tetapi Syi'ah berkeyakinan, tuhan yang
mengatur langit dan bumi menurut Syi'ah adalah
para imamnya, demikian juga dunia dan akherat
adalah milik imam, bukan Allah swt, (Ushul Kafi, 1/407-410).
Bahkan,
mereka mengatakan,
Fathimah putri nabi Muhammad SAW adalah Allah
yang berwujud manusia perempuan, (al-Washilah
ilallah, hlm. 7).
v Imamah:
Keimaman merupakan inti dari segala
keyakinan Syi'ah. Menolak imam versi Syi'ah
adalah kekafiran. Menurut Syi'ah hak memimpin
hanya Ali dan beserta keturunannya. Amal
seorang manusia tidak akan diterima kecuali
setelah ia mengakui kepemimpinan Ali RA.Kedudukan imam adalah pada posisi ketuhanan yang serupa dengan posisi
kenabian, bagi Syi'ah
adalah makhluk yang ma'shum, yaitu tidak pernah
melakukan kesalahan, kekhilafan, dosa besar
maupun kecil, baik disengaja, tidak sengaja, lupa
atau tidak sebab lainnya. Imam Syi'ah memiliki
berhak menentukan orang yang masuk surga maupun neraka.(Ushul, 2/437,
656, 775)
Dari beberapa poin pokok-pokok penyimpangan
Syi'ah di atas, jelas sudah bahwa Syi'ah memang berbeda dengan Islam. Yang tersisa dari keislaman
Syi'ah hanyalah klaim saja. Tidak lebih.* (Akrom Syahid)